Generasi tahun 1960 hingga 1980-an tentu mengenal sosok aktor asal Bandung ini. Ia adalah Rahmat Hidayat yang ternyata sempat jadi tentara. Ini dia profil singkatnya.
DARA | Sudah banyak judul film yang ia bintangi. Bahkan, diantaranya menjadi pemenang Festival Film Indonesia (FFI) dan mendapat Piala Citra.
Rahmat Hidayat lahir di Bandung 3 Juli 1933. Lalu, saat ia berusia 20 tahun, tepatnya tahun 1953, Rahmat Hidayat bergabung di Batalyon III Siliwangi. Diperbantukan di CPM Intel.
Suatu hari ia bertemu dengan Usmar Ismail, sutrada film yang sedang popular saat itu. Rahmat pun ditawari bermain film perjuangan dengan judul Toha, Pahlawan Bandung Selatan.
Rahmat pun bersedia, maka film itulah sebagai awal karir Rahmat di dunia akting.
Seiring perjalanan waktu, puluhan film akhirnya ia bintangi. Meski begitu, Rahmat tak mau pindah rumah, ia tetap tinggal di Kota Bandung.
Ada satu film yang ia bintangi dan sangat digandrungi masyarakat kala itu, yakni film berjudul Mat Peci. Lalu tiga film lain yang popular yakni Tali Merah Perkawinan (1981), drama religi Titian Serambut Dibelah Tujuh (1982) dan drama keluarga Pacar Ketinggalan Kereta (1988).
Rahmat pun menerima beberapa Piala Citra FFI lewat film Pacar Ketinggalan Kereta (1988) sebagai Aktor Terbaik serta dalam film drama keluarga Apa Salahku (1976) dan drama komedi Boss Carmad (1990) sebagai Aktor Pendukung Terbaik.
Rahmat Hidayat aktor seangkatan Rima Melati, Rina Hassim, Mieke Widjaya, WD Mochtar, Maruli Sitompul dan Bambang Hermanto.
Rahmat Hidayat akhirnya harus mengakhiri dunia filmnya untuk selama-lamanya. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung, Minggu 14 Juni 2015.
Berikut judul film yang dibintangi Rahmat Hidayat:
-Anak Perawan di Sarang Penjamun
-Anak-Anak Revolusi
-Semusim Lalu
-Teror di Sulawesi Selatan
-Takkan Lari Gunung Dikedjar
-Sahabat-Sahabat dalam Gelap
-Langkah-Langkah di Persimpangan
-Liburan Seniman Rutaf
-Cheque AA
-Tikungan Maut Herman
-Gadis Kerudung Putih
-Ja Mualim Anwar
-Big Village Partoyo
-Ananda Halim
-Bertjinta dalam Gelap
-Dunia Belum Kiamat
-Lewat Tengah Malam Lono
-Impas
-Jang Djatuh di Kaki Lelaki Parmin
-Rakit Wira
-Rina Hardi
-Sanrego Sanrego
-Akhir Cinta di Atas Bukit
-Mama Pandji
-Mawar Rimba
-Flamboyant Aksana
-Ayah Mulyadi
-Bulan di Atas Kuburan Sahat
-Si Mamad
-Tiada Waktu Bicara Pelukis
-Kemasukan Setan
-Jangan Biarkan Mereka Lapar
-Melawan Badai Rustam
-Senyum di Pagi Bulan Desember Bernardus
-Kasih Sayang Leo
-Mei Lan, Aku Cinta Padamu
-Tangisan Ibu Tiri
-Lupa Daratan Wurya
-Balas Dendam
-Rahasia Perawan
-Si Kabayan
-Apa Salahku
-Ranjang Siang Ranjang Malam Trisno
-Perkawinan dalam Semusim Kardiman
-Sentuhan Cinta
-Badai Pasti Berlalu
-Ridho Allah
-Gara-Gara Gila Buntut
-Mana yang Benar
-Petualang Cilik Adam
-Krakatau
-Rhoma Irama Berkelana I Subrata
-Rhoma Irama Berkelana II
-Mat Peci, Pembunuh Berdarah Dingin Mat Peci
-Rahasia Perkawinan Suami Dina
-November 1828
-Anak-Anak Buangan Herman
-Bukan Sandiwara
-Beningnya Hati Seorang Gadis
-Lima Cewek Jagoan Broto
-Kembang Semusim Wijaya
-Gema Hati Bernyanyi (Setitik Embun)
-Tumbal Iblis
-Dalam Kabut dan Badai
-Tali Merah Perkawinan Willy Maengkom
-Ketika Cinta Harus Memilih Mandor bangunan
-Detik-Detik Cinta Menyentuh
-Betapa Damai Hati Kami
-Mawar Cinta Berduri Duka
-Gadis Marathon Camat Natalagawa
-Lebak Membara
-Titian Serambut Dibelah Tujuh Pak Sulaeman
-Gepeng Membayar Kontan Kawan dagang
-Kenikmatan
-Arie Hanggara
-Satu Mawar Tiga Duri
-Kasmaran
-Omong Besar Broto
-acar Ketinggalan Kereta Pak Padmo
-Bisikan Arwah Suparja
-Si Kabayan dan Gadis Kota Abah
-Si Kabayan Saba Kota
-Jual Tampang
-Komar, Si Glen Kemon Mudik
-Ricky, Nakalnya Anak Muda
-Di Sana Senang Di Sini Senang
-Suamiku Sayang…
-Oom Pasikom (Parodi Ibukota)
-Boss Carmad
-Si Kabayan dan Anak Jin
-Potret Herman
-Taksi Juga Opung
-Si Kabayan Saba Metropolitan Abah
-Si Kabayan Mencari Jodoh
Editor: denkur | Sumber: wikipedia