Minimnya keterampilan dan lapangan kerja di tanah air membuat sejumlah orang memutuskan untuk menjadi pekerja migran Indonesia (PMI).
DARA – Bahkan bagi sejumlah masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat menjadi PMI masih menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dengan bekerja di luar negeri.
Ketua Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan Cianjur, Ali Hildan mengatakan, keinginan untuk memperbaiki kondisi perekonomian keluarga menjadi satu di antara motivasi masyarakat memutuskan untuk menjadi PMI.
Apalagi pilihan untuk menjadi pekerja migran itu, lanjut Ali, didasari oleh tawaran penghasilan yang menggiurkan jika dibandingkan dengan bekerja di dalam negeri.
“Akan tetapi kurangnya pengetahuan yang dimiliki masyarakat calon PMI justru mengakibatkan mereka terjebak dalam berbagai permasalahan. Tak sedikit calon PMI yang berangkat melalui jalur non prosedural,” kata Ali, kepada wartawan, Jumat (19/2/2021).
Berdasarkan data, kata Ali, sepanjang tahun ini terdapat dua pekerja migran asal Cianjur yang mengalami depresi sepulang dari Arab Saudi.
“Hampir sebagian besar merupakan PMI yang berangkat melalui jalur non prosedural. Sepanjang tahun ini ada dua yang pulang dalam kondisi depresi,” jelasnya.
Kedua PMI yang mengalami depresi sepulang dari Arab Saudi, sambung Ali, yaitu Siti Maeumanah warga Kecamatan Mande, dan Lilih warga Kecamatan Cibeber.
“Kami berusaha membantu untuk pemenuhan hak-hak dari kedua PMI itu,” ujarnya.***
Editor: denkur