MENJADI seorang Polisi Wanita (Polwan), adalah suatu kehormatan dan kebanggaan yang sangat tidak ternilai oleh apapun, selain kodratnya sebagai seorang perempuan dan ibu, itulah yang dirasakan oleh sosok AKBP Soliyah, SIK, MH.Ya, dia adalah Polwan yang pertama kali menjabat sebagai Kapolres Cianjur, Jawa Barat, dimana sebelum-sebelumnya Kota Tauco itu selalu dipimpin oleh seorang kapolres laki-laki.
Sebagai perempuan yang kini memimpin polres bukanlah hal mudah yang harus dijalani oleh perwira yang fasih bahasa Inggris itu. Disamping kesibukannya untuk memimpin Polres Cianjur, ia juga tak bisa memungkiri akan kodratnya sebagai ibu.
Perempuan kelahiran 24 Februari 1973 itu, yang kini memiliki empat orang anak itu harus pintar dan pandai dalam membagi waktu antara keluarga dan tugasnya sebagai orang nomor satu dilingkungan Polres Cianjur.
Sejak memiliki pangkat menjadi perwira polisi, anak pertama dari dua bersaudara itu, mengaku sudah cukup jarang untuk memiliki waktu bersama keluarga dikarenakan tugas negara yang harus dijalaninya.Namun, ujar perwira yang merintis karir di kepolisiannya mulai dari bintara itu, ia tetap menyempatkan waktu untuk dapat mengurusi keempat orang anak dan suaminya.
“Sejak menjadi perwira, saat itu berpangkat AKP. Saya sudah jarang sekali memiliki waktu bersama keluarga. Tapi disaat saya memiliki waktu, sekecil apapun saya manfaatkan untuk dapat mengurusi dan berkomunikasi dengan mereka (keluarga, red),” jelas Soliyah, saat ditemui wartawan di rumah dinasnya.
Soliyah yang mahir dalam menggunakan senjata api itu, menyebutkan untuk menjadi orang nomor satu di lingkungan Polres Cianjur, dan kodratnya sebagai perempuan dan ibu dari empat orang itu, bukanlah persoalan yang mudah.
“Pastinya kita sangat terimakasih dengan apa yang telah diberikan oleh RA Kartini, sebab saat ini kita dapat sejajar dengan laki-laki. Tak sedikit perempuan yang menduduki jabatan strategis, seperti menteri dan kapolres yang saat ini saya jabat. Kartini itu adalah pahlawan yang mengentaskan kaum wanita Indonesia dan menjadikan wanita Indonesia melek,” ujarnya.
Meskipun kadang dipandang sebelah mata, lanjut Soliyah, hal itu menjadi motivasi untuk dapat berbuat lebih baik dalam mengemban suatu amanah.Mempunyai semangat, sebagai penerus semangat Ajeng Kartini. Dan di hari Kartini, ini sebagai bahan introspeksi sejauh mana darmabhakti kepada masyarakat, dan negara.”Hidup adalah pilihan, lakukan apapun dengan maksimal dan penuh tanggungjawab. Jangan sia-siakan dengan apa yang telah kita capai, berikan yang terbaik,” tandanya.***
Penulis: Purawanda