Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat menggaet Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) untuk penanganan stunting.
DARA | Camat Padalarang, Agus Ahmad Setiawan mengatakan, kerja sama yang dibangun dengan pihak perguruan tinggi ini, sebagai upaya pihaknya dalam mengejar target zero stunting tahun 2024.
Keterlibatan UNISBA dalam penanganan stunting tersebut, dengan melakukan verivikasi dan validasi data tentang kepastian angka prevalensi stunting di wilayah Kecamatan Padalarang.
“Semuanya harus mulai dari bawah dulu. Kita mulai dari pendataan di lapangan, kemudian melakukan pemeriksaan pada anak dengan penimbangan dan pengukuran melalui bimbingan UNISBA,” ujar Agus, disela-sela kegiatan Optimalisasi Keluarga Tanggap Stunting di ruang rapat Kecamatan Padalarang, Selasa (15/8/2023).
Pada kesempatan itu, sebanyak 200 anak dari seluruh desa se-Kecamatan Padalarang mengikuti rangkaian pemeriksaan kesehatan dari Tim Dokter dari Fakultas Kedokteran UNISBA.
Hasilnya nanti bakal diketahui jumlah anak yang memang benar-benar mengalami stunting, setelah diperiksa oleh Tim Dokter tersebut.
“Ada dokter spesialis anak juga yang melakukan pemeriksaan dan sekaligus memberikan pemahaman pada para kader Posyandu,” tutur Agus.
Sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan kali ini, sebagai rekomendasi bagi pihak-pihak terkait untuk mengambil langkah strategis dalam penanganan stunting.
Salah satunya direkomendasikan ke pemerintahan desa, agar memprogramkan penanganan stunting di wilayahnya. Semisal menyediakan anggaran pemberian makanan tambahan (PMT).
“Intinya, kita melakukan kerja sama dengan UNISBA ini untuk mengetahui pasti berapa sih sebenarnya anak yang alami stunting di wilayah kita,” ujarnya.
Selama ini para kader Posyandu memang secara intensif melakukan penimbangan dan pengukuran pada anak-anak balita. Namun dengan melibatkan para ahlinya dari UNISBA, akan lebih akurat angka stunting di wilayahnya.
“Kalau sudah ada data akurat, bakal gampang menentukan lokusnya. Jadi kita juga bakal fokus menanganinya,” katanya.
Editor: denkur