Pemilik The Great Asia Afrika minta Kabid Penataan Ruang Kawasan Bandung Utara (KBU) Dinas BMPR Jabar memastikan ke lokasi langsung terkait tiga faktor yang menjadikan alasan The Great Asia Afrika harus ditutup.
DARA | BANDUNG – “Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu ke pihak kita, lihat dulu ke sana bener atau tidaknya,” ucap Perry Tristianto, pemilik The Great Asia Afrika saat konfrensi pers, beberapa hari lalu.
Menurut Perry, aliran sungai yang disebutkan oleh Bobby, bukan sungai melainkan anak sungai karena menurutnya sungai harus memiliki nama.
“Itu mah selokan besar. Salah ga kita, apakah kita melakukan pencemaran, justru kita membersihkan. Kita sediain orang di hulunya itu empat orang untuk membereskan sampah supaya tidak ada sampah,” tuturnya.
“Kalau ada sampah, rusak dong nama saya. Masa iya orang yang dateng saya suguhin sungai sampah,” lanjutnya.
Terkait isu izin yang mencuat, pihaknya mengatakan, The Great Asia Afrika sudah memiliki izin. Namun masih memerlukan waktu untuk mengkaji permasalahan lebih dalam. “Untuk waktunya ada satu bulan, dua bulan, farm house aja dua tahun hasilnya,” tegasnya.***
Wartawan: Ardian Resco | Editor: denkur