Merek Fashion Lokal Menjadi Pilihan Teratas Masyarakat untuk Menggantikan Merek yang Diboikot

Jumat, 22 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Konflik Palestina-Israel. Seruan boikot produk-produk Israel makin berkembang dalam tiga bulan terakhir.

DARA | Jakpat melakukan survei untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen setelah isu boikot berkembang.

Survei yang melibatkan 1285 responden ini menjelaskan pilihan produk alternatif apa saja yang dipilih, dan kemungkinan penggunaan atau konsumsi kembali pada merek fast food, food & beverage, juga merek fashion, makeup dan personal care yang diboikot.

Survei menunjukkan mayoritas dari responden sudah mengetahui dan mengikuti informasi mengenai isu boikot. Di sisi lain, mereka juga turut melakukan aksi boikot, khususnya bagi Gen Z (73%).

Selain itu, aksi ini lebih banyak dilakukan oleh orang-orang yang berada pada status sosial ekonomi menengah (70%).

Bagi yang tidak melakukan boikot produk, mereka mengaku jika mendoakan dan berdonasi menjadi cara lain dalam mendukung Palestina.

Donasi dilakukan oleh setiap generasi, khususnya Gen X (46%) dan orang-orang yang berada di status sosial ekonomi rendah (55%).

“Dukungan terhadap aksi boikot terhadap produk yang berafiliasi dengan Israel dan turut serta berdonasi menjadi bagian upaya dari masyarakat untuk menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan menekankan pentingnya perdamaian dan keadilan,” tutur Research Lead Jakpat, Septiana Widi Sugiastuti.

Tantangan & Kesulitan dalam Melakukan Aksi Boikot

Menghindari produk yang biasanya digunakan atau dikonsumsi, menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh mereka yang melakukan aksi boikot. Selain itu, sudah memiliki barang dari produk yang diboikot (44%), adanya diskon (39%), hingga tidak memiliki produk alternatif (36%) juga menjadi alasannya.

Dengan melakukan aksi boikot, responden berharap jika brand atau perusahaan yang diboikot berhenti mendukung Israel (75%), dan mereka juga berharap produk lokal atau UMKM yang mendukung Palestina semakin berkembang.

“Hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pengusaha lokal & UMKM untuk menyediakan produk-produk substitusi dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan preferensi konsumen,” ujar Septiana.

Produk Alternatif di Setiap Kategori

Survei menyoroti produk-produk alternatif yang dipilih pada setiap kategori. Pada konsumsi fast food, Richeese Factory dan Sabana Fried Chicken menjadi pilihan teratas sebagai merek fast food alternatif.

Jika dilihat berdasarkan generasi, Richeese Factory menjadi pilihan teratas Gen Z (22%), sedangkan Milenial lebih memilih Sabana Fried Chicken (16%), dan Gen X memilih Hokben (16%) setelah kedua merek sebelumnya.

Lalu, pada penggunaan fashion, lokal brand menjadi pilihan merek fashion teratas sebagai alternatif untuk menggantikan merek yang diboikot. Seperti EIGER (43%) dan Erigo (43%) yang menempati posisi pertama dan kedua, lalu Uniqlo (37%), diikuti 3SECOND (33%), dan BERRYBENKA (16%).

EIGER lebih banyak dipilih oleh Milenial dan Gen X, sedangkan Gen Z lebih banyak memilih Erigo sebagai merek fashion alternatif mereka.

Mayoritas responden mengaku jika mereka tidak berencana untuk mengkonsumsi atau menggunakan kembali produk yang sudah diboikot, khususnya Milenial di setiap kategori.

Meskipun begitu, sebagian responden menyatakan bahwa jika perusahaan yang bersangkutan tidak lagi mendukung Israel, mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mengkonsumsi atau menggunakannya kembali.

Bagaimana dengan perubahan konsumen dalam konsumsi food & beverage dan juga penggunaan makeup & personal care? Apa saja alternatif yang responden pilih untuk menggantikan produk yang diboikot pada masing-masing kategori? Dapatkan hasilnya dengan data mendetail dalam laporan Jakpat “Consumer Behaviour Following Boycott Issue” pada tautan berikut: https://blog.jakpat.net/consumer-behavior-following-boycott-issue/

Editor: denkur | Sumber: Rilis

Berita Terkait

Patepung di Majalaya Jadi Promosi Perluas Pasar Tenun Majalaya
SKK Jewels Luncurkan She Deserves the World, Brand Perhiasan Emas yang Terinspirasi Keunikan Karakter Wanita
13 Wanita di Kebinet Merah Putih, Nomor 11 Kariernya Bukan Kaleng-kaleng
Dibalik Kisah Kecintaan Keluarga Aurel Hermansyah Yang Suka Mengonsumsi Cemilan Sehat dari Brand Lokal Indonesia
Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen
Survei Jakpat: Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah
Berikut Lima Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Ekspresikan Hidup Lebih Bergaya dengan JBL Soundgear Frames, Perpaduan Sempurna antara Suara dan Gaya
Berita ini 32 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 3 Desember 2024 - 18:45 WIB

Patepung di Majalaya Jadi Promosi Perluas Pasar Tenun Majalaya

Sabtu, 30 November 2024 - 19:53 WIB

SKK Jewels Luncurkan She Deserves the World, Brand Perhiasan Emas yang Terinspirasi Keunikan Karakter Wanita

Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:47 WIB

13 Wanita di Kebinet Merah Putih, Nomor 11 Kariernya Bukan Kaleng-kaleng

Selasa, 15 Oktober 2024 - 12:18 WIB

Dibalik Kisah Kecintaan Keluarga Aurel Hermansyah Yang Suka Mengonsumsi Cemilan Sehat dari Brand Lokal Indonesia

Minggu, 13 Oktober 2024 - 17:52 WIB

Pesona Wastra Jabar 2024 Memajukan UMKM dan Industri Fesyen

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB