“Sekarang pariwisata ditutup, ya sama sekali tidak ada tamu. Sedangkan listrik, pajak, kan harus bayar juga. Belum lagi biaya sehari-hari,” ujarnya.
DARA – Terus merugi akibat pandemi covid-19, Hotel Pondok Gembyang di kawasan Rancabali, Kabupaten Bndung terpaksa dijual.
Pengelola Pondok Gembyang Rancabali, Yanuar Ahmad Safari mengatakan Pondok Gembyang merupakan pencetus wahana air panas yang berdiri sejak tahun 1995.
Ia mengaku kehabisan modal karena ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Sekarang pariwisata ditutup, ya sama sekali tidak ada tamu. Sedangkan listrik, pajak, kan harus bayar juga. Sampai kita mengocek dana pribadi, jual mobil, buat menutupi biaya sehari hari, gaji pegawai,” ujar Yanuar saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
Sejak awal pandemi Covid 19 atau saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sudah mengalami penurunan. Awalnya ada 12 pegawai, namun saat ini hanya ada dua orang pegawai saja. Yanuar mengaku akan menjual Pondok Gembyang beserta fasilitas dan perabotannya dengan harga Rp11 miliar.
“Sudah ada yang nawar gitu, tapi mungkin pembeli juga mikir lagi, keadaan begini mau bagaimana, belum stabil. Jadi orang yang mau beli bingung, kedepannya bagaimana, PPKM mau lanjut atau bagaimana, masih pada bingung,” tutur Yanuar.
Sebelum mengambil keputusan menjual Pondok Gembyang, Yanuar mengaku pernah berpikir untuk mengajukan kredit.
“Kita tunda lagi buat pinjaman ke bank, takutnya enggak sanggup bayar,” jelasnya.
Pondok Gembyang Rancabali ini memiliki kapasitas 100 orang, dengan 27 kamar. Untuk harga, kata Yanuar, dimulai dari harga Rp200 ribu sampai Rp1,5 juta. Konsep yang diusung adalah klasik dan sederhana. Yanuar mengungkapkan pengunjung kebanyakan dari Jakarta bahkan ada tang dari luar negeri.
“Mudah-mudahan cepat beres, terus dibuka lagi tempat wisata, kalau ada dikasih pinjaman modal, buat biaya pemeliharaan hotel, masuk-masukin pegawai lagi,” pungkasnya.
Editor : Maji