Meski sedang puasa, jajaran TNI tetap semangat melakukan pengerukan endapan lumpur setinggi dua meter di sungai Cikaro. Menggunakan alat berat backhoe dan dua unit dump truk.
DARA – Jajaran TNI tersebut tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Kabupaten Bandung.
Sungai Cikaro berada di Desa Majakerta Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
Endapan lumpur yang dikeruk itu dimanfaatkan warga untuk pengurugan lahan yang akan didirikan bangunan maupun sarana atau fasilitas lainnya.
Pengerjaan pengerukan endapan lumpur itu merupakan inisiatif dari Satgas Citarum Harum Sektor 4/Majalaya dalam upaya meminimalisir ancaman banjir disaat turun hujan deras.
Komandan Sektor 4/Majalaya Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Mulyono HS., didampingi jajaran Satgas Citarum Harum lainnya langsung turun ke lapangan untuk meninjau pengerjaan pengerukan endapan lumpur tersebut.
Kolonel Inf Mulyono pun melihat langsung deretan bangunan yang berdiri kokoh di bantaran Sungai Cikaro, selain jembatan penyebrangan di atas sungai itu yang berjejer menutupi aliran sungai.
“Dengan banyaknya jembatan penyebrangan yang terbangun di atas aliran sungai itu menjadi kendala dalam pengerjaan pengerukan endapan lumpur tersebut,” kata Kolonel Mulyono kepada wartawan disela-sela memantau pengerjaan pengerukan endapan lumpur tersebut, Rabu (13/4/2022).
Tak hanya itu, kata Komandan Sektor 4/Majalaya, banyaknya bangunan di bantaran sungai sehingga tidak ada ruang terbuka untuk alat berat backhoe dalam proses pengerjaan pengerukan endapan lumpur yang bercampur sampah itu.
“Seharusnya, kanan kiri aliran sungai itu ada ruang terbuka hijau dengan lebar 5 meter. Fungsinya adalah untuk proses pemeliharaan aliran sungai, seperti yang saat ini kita laksanakan melakukan pengerukan endapan aliran Sungai Cikaro tersebut,” kata Kolonel Inf Mulyono.
Dikatakannya, aliran Sungai Cikaro, yang merupakan anak Sungai Citarum itu perlu ada pemeliharaan rutin, selain melakukan pengerukan, juga membersihkan sampah dan rumput ilalang yang tumbuh di aliran sungai itu.
“Pengerukan endapan lumpur ini untuk meminimalisir ancaman banjir disaat memasuki turun hujan. Kita lihat aliran sungai itu terlihat dangkal, dari atas permukaan lumpur itu mencapai sekitar ketinggian satu meter untuk aliran air,” katanya.
Berdasarkan cerita dari warga sekitar, lanjut Kolonel Inf Mulyono, sebelumnya aliran Sungai Cikaro sedalam 2-3 meter, sehingga bisa menampung air semakin banyak pada aliran sungai tersebut.
“Sekarang kondisinya dangkal, sehingga kita berupaya untuk melakukan pengerukan endapan lumpur dengan harapan aliran sungai kembali dalam untuk mengurangi risiko ancaman banjir,” katanya.
Ia menuturkan, pengerukan endapan lumpur itu di lokasi yang bisa dijangkau alat berat backhoe dan dump truk pengangkut material lumpur yang sudah diangkat dari aliran air.
“Endapan lumpur yang ada di bawah jembatan, maupun tak ada akses alat berat untuk mengeruknya dan dump truk untuk mengangkutnya, mengalami kendala dalam pengerjaannya. Walau demikian, pengerukan endapan lumpur yang tak terjangkau alat berat dengan cara manual,” katanya.
Editor: denkur | Wartawan: Trinata