Makin menjamurnya para pengamen badut atau biasa disebut badut jalanan di sejumlah titik lampu merah dan ruas jalan di kawasan perkotaan Garut mengundang sorotan berbagai pihak.
DARA – Pasalnya, saat ini tak hanya orang dewasa saja yang mencari nafkah dengan menjadi badut jalanan tersebut, namun juga anak usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang semestinya melakukan belajar, malah banyak yang turun kejalan mencari uang sampingan dengan menjadi badut jalanan.
Kondisi tersebut tentu saja mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Garut, Totong SPd, MSi, yang langsung terjun ke lapangan bersama jajarannya untuk menemui anak-anak tersebut di beberapa titik lampu merah di kawasan perkotaan Garut, Jumat kemarin (29/1/2021).
“Kita selaku pelaku pendidikan tentunya merasa sangat prihatin melihat maraknya anak usia sekolah berada dijalanan menjadi badut jalanan, apalagi di jam-jam belajar seperti saat ini,” ujarnya.
Selain melakukan upaya pembinaan, pendataan asal-usul alamat dan dimana mereka tercatat sebagai peserta didik, Totong juga membagikan seperangkat alat sekolah dan uang saku.
Ia juga menanyakan apakah mereka sudah melakukan belajar dengan sistem daring atau luring sesuai aturan belajar yang berlaku saat ini.
Totong juga mengaku akan menindaklanjuti ke Korwil dan para kepala sekolah serta pengajar di sekolah agar dilakukan pembinaan.
Selain itu, lanjut Totong, pihaknya pun akan melakukan koordinasi dengan Satpol PP Kabupaten Garut, termasuk peningkatan intensitas pengawasan di jalanan dan lampu merah untuk mencegah agar anak-anak tidak kembali ke jalanan ngamen badut.
“Kami juga mohon kerjasamanya dari para orang tua anak, sebab kami tak akan berhasil tanpa bantuan mereka (orangtua), karena ini sangat riskan bagi tumbuh kembang anak kedepannya,” ujarnya.
Totong menyebutkan, orang tua pun harus mendukung upaya belajar anak. Selain itu, sekolah juga harus memastikan anak-anak menerima pembelajaran dengan baik. Meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak perlu peran dari semua pihak.
“Mulai dari orang-orang yang ada di rumah, lingkungan, sekolah hingga ke tatanan pemerintahan,” katanya.***
Editor: denkur