Pemerintah Kabupaten Bandung terus berkomitmen menekan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
DARA| Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) mencatat kasus kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Bandung relatif masih tinggi.
Kepala P2KBP3A Kabupaten Bandung, Muhamad Hairun membeberkan bedasarkan data DP2KBP3A dalam 11 bulan terakhir atau kurun waktu Ja nuari hingga November 2022 telah terjadi 121 kasus kekerasan yang menimpa 148 korban perempuan dan anak-anak.
Jumlah tersebut terdiri dari 27 kasus kekerasan fisik, 14 kekerasan psikis, 91 kekerasan seksual, 4 kasus trafficking, 11 penelantaran dan 16 kasus kekerasan lainnya.
Data tersebut mendapat perhatian Bupati Bandung Dadang Supriatna. Bertepatan dengan memeringati Hari Ibu ke-94, Pemerintah Kabupaten Bandung terus berkomitmen menekan angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Hal itu ditegaskan langsung Bupati Bandung Dadang Supriatna saat bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Ibu Ke-94, Hari Bela Negara Ke-74 dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Dome Balerame, GBS Soreang, Kamis (22/12/2022).
Selaras dengan sub tema Hari Ibu tahun ini yakni ‘Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya’, bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut melindungi dan menjaga perempuan serta berperan dalam meminimalisir kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak di Kabupaten Bandung.
“Dengan adanya sinergitas antara pemerintah daerah dan unsur pentahelix saya optimis, berbagai permasalahan yang dihadapi kaum perempuan mulai dari kasus kekerasan, pelecehan seksual, eksploitasi hingga perdagangan perempuan insya allah dapat kita minimalisir. Sehingga, perempuan sebagai pilar bangsa dapat kita jaga dan jungjung tinggi sesuai dengan harkat dan martabatnya,” terang bupati.
Editor: Maji