Home / Ads

Misteri Tewasnya Sang Jurnalis Jamal Khashoggi

Jumat, 2 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kematian Jurnalis Jamal Khashoggi, 2 Oktober 2018 lalu, masih jadi misteri, meski Pemerintah Arab Saudi sudah membuat pengakuan mengenai pembunuhan tersebut. Berikut sekilas rangkuman peristiwa ini, ditulis Denny Kurniadi, dari berbagai sumber.

Muncul pernyataan, Khashoggi dibunuh karena mengetahui Saudi menggunakan senjata kimia dalam konflik di Yaman. Pernyataan tersebut datang dari salah satu teman Khashoggi yang bertemu sepekan sebelum ia menuju gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober lalu. Seperti diungkapkan kepada Daily Express dan dikutip Hurriyet, Senin (29/10/2018).

Teman Khashoggi yang tidak mau disebut namanya dan mengaku sebagai akademisi di Timur Tengah itu mengatakan, Khashoggi terlihat murung. Ia khawatir, lalu memberanikan diri untuk bertanya. “Awalnya dia tak mau menjawab. Namun, kemudian dia memberi tahu, bahwa dia mendapatkan kabar Saudi menggunakan senjata kimia di Yaman,” kata teman tersebut.

The Express memberitakan, September lalu Saudi dikabarkan menggunakan peluru berisi fosfor putih produksi Amerika Serikat (AS) terhadap warga sipil dan pasukan di Yaman. Pakar senjata kimia Kolonel Hamish de Bretton-Gordon mengungkapkan, jika disalahgunakan, senjata itu bisa membakar orang yang terpapar hingga ke tulang. Jenis senjata kimia itu telah digunakan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk menyapu sebuah kawasan yang berisi pemberontak maupun warga sipil.

“Jika kabar itu benar, bakal menjadi hal yang memalukan bagi Pemerintah Saudi, dan bisa menjadi motif paling dekat,” tutur Bretton-Gordon.

Sebelumnya, Khashoggi dilaporkan menghilang ketika memasuki gedung konsulat untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Awalnya, Saudi bersikukuh bahwa Khashoggi telah meninggalkan gedung. Namun, sumber penyelidik Turki menuturkan dia telah dibunuh. Berbagai pemberitaan pun berembus bahwa jurnalis berusia 59 tahun itu dibunuh oleh 15 orang, dan jenazahnya dimultilasi.

Saudi kemudian membuat pernyataan bahwa Khashoggi tewas akibat pertikaian. Namun, kantor jaksa penuntut mengonfirmasi kasusnya merupakan pembunuhan berencana. Lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta ke-18 terduga pelaku yang sudah ditangkap Saudi agar diekstradisi ke Istanbul supaya bisa diadili di sana. Namun, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menegaskan, para terduga pelaku bakal tetap menjalani pengadilan di dalam negeri.

Sumber dari intelijen Inggris mengakui mereka mendapatkan rencana pembunuhan tersebut, dan sempat memperingatkan Saudi meski tak digubris.

Sebuah laporan beredar yang menyatakan intelijen Inggris telah mengetahui plot pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Kabar tersebut berembus dari salah seorang sumber intelijen kepada Daily Express via Hurriyet, Senin (29/10/2018). Dari kabar yang didapat, mereka mengetahui perintah untuk menangkap Khashoggi dan membawanya kembali ke Saudi datang dari “lingkaran anggota kerajaan”.

Intelijen Inggris memperoleh kabar tersebut pada pekan pertama September, atau tiga pekan sebelum Khashoggi masuk ke gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober lalu. Sumber tersebut menuturkan, meski terdapat perintah membawa Khashoggi kembali, mereka juga membuka pintu “tindakan lain” jika si jurnalis membuat masalah.

Pejabat anonim itu mengaku tidak bisa memastikan apakah Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman yang memberikan perintah tersebut.

Pada 1 Oktober, intelijen makin yakin akan adanya plot tersebut setelah terdapat anggota intelijen Saudi ke Istanbul. Karena itu, MI6 mencoba menghubungi Riyadh dan membujuk mereka untuk membatalkan misi tersebut. Namun, peringatan itu tak digubris. Daily Express sempat menanyakan mengapa Inggris tak memperingatkan anggota aliansi intelijen Five Eye, termasuk di dalamnya Amerika Serikat (AS). Apalagi, Khashoggi diketahui sudah pindah ke AS sejak September 2017 dan bekerja sebagai kolumnis bagi The Washington Post.

“Sebuah keputusan diambil bahwa kami telah melakukan apa yang kami bisa,” terang pejabat intelijen anonim tersebut.

Dikutip AFP Sabtu (27/10/2018), Jubeir menyatakan ke-18 pelaku yang telah ditangkap otoritas merupakan warga negara Saudi. Jubeir menjelaskan, para pelaku sudah ditahan dan diinvestigasi di Saudi. “Karena itu, mereka juga bakal menjalani persidangan di Saudi,” tegasnya.

Komentar menteri berusia 56 tahun itu terlontar sehari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta agar para pelaku diadili di Istanbul. Seorang pejabat senior anonim Turki menuturkan, Ankara tengah menyiapkan surat yang meminta Saudi mengekstradisi para pelaku. Kota tersebut merupakan tempat di mana Khashoggi dilaporkan dibunuh setelah mendatangi gedung Konsulat Saudi pada 2 Oktober untuk mengurus dokumen pernikahan.

Sejak kasus jurnalis berusia 59 tahun itu mencuat, awalnya pihak Saudi bersikukuh Khashoggi telah meninggalkan gedung dengan selamat. Namun pada pekan lalu, Saudi mengakui Khashoggi tewas dalam pertikaian. Setelah itu, kantor jaksa penuntut mengonfirmasi pembunuhan Khashoggi telah direncanakan. Meski begitu, Saudi menegaskan kasus pembunuhan Khashoggi tak ada kaitannya dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

Jubeir menuturkan, negaranya sedang menyelidiki kasus tersebut dan meyakini, sebuah kebenaran bakal segera terungkap.

“Kami bakal menangani pihak yang bertanggung jawab, dan memastikan insiden seperti ini tak terjadi lagi di masa mendatang,” janjinya. Pernah menjadi penasihat Saudi, Khashoggi menjadi pengkritik sejak MBS naik tahta menggantikan Muhammad bin Nayef pada 21 Juni 2017.

Dia melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) pada September 2017, dan bekerja sebagai kolumnis bagi harian The Washington Post. Dalam ulasannya, Khashoggi kerap mengkritik berbagai kebijakan yang dilakukan MBS maupun keterlibatan Saudi dalam konflik Yaman.

Pangeran MBS Sebut Jamal Khashoggi Berbahaya
Putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, jurnalis Jamal Khashoggi adalah seorang tokoh radikal yang berbahaya. MBS, panggilan akrab sang pangeran,  dikabarkan mengatakan hal itu dalam pembicaraan teleponnya dengan Gedung Putih. Pembicaraan ini terjadi tak lama setelah Khashoggi dinyatakan hilang dan sebelum Arab Saudi mengakui terlibat dalam pembunuhan sang jurnalis.

Namun, pemerintah Arab Saudi membantah kabar yang dilaporkan dua harian terkemuka AS yaitu The Washington Post dan The New York Times.

Menurut harian The Washington Post pembicaraan telepon itu dilakukan dengan menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner dan penasihat keamanan John Bolton. Dalam pembicaraan itu Pangeran MBS mengatakan, Khashoggi adalah anggota Ikhwanul Muslimin, organisasi yang dilarang di Arab Saudi.

Pembicaraan itu dikabarkan terjadi pada 9 Oktober atau sepekan setelah Khashoggi dinyatakan hilang. MBS, masih dalam pembicaraan itu, disebut mendesak Gedung Putih agar tetap menjaga aliansi Washington dan Riyadh. Di sisi lain, kepada harian yang sama, keluarga Khashoggi membantah jurnalis itu adalah anggota Ikhwanul Muslimin.

Pihak keluarga menegaskan, jurnalis itu dalam beberapa tahun terakhir juga membantah kabar kedekatannya dengan Ikhwanul Muslimin. “Jamal Khashoggi bukan orang berbahaya dalam berbagai hal. Sehingga menyebutnya berbahaya adalah hal yang tak masuk akal,” ujar pihak keluarga.

Khashoggi, yang merupakan kolumnis The Washington Post, dikenal amat vokal mengkritik rezim Arab Saudi lewat tulisan-tulisannya. Sejak memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu dan sudah dipastikan tewas dibunuh, jenazah Khashoggi belum ditemukan hingga saat ini.

Sementara itu, pemerintah Saudi membantah keluarga kerajaan terlibat dalam pembunuhan itu dan berjanji untuk membeberkan semua fakta. Akhir bulan lalu, Pangeran MBS mengatakan, peristiwa pembunuhan Khashoggi adalah hal yang amat menyakitkan bagi seluruh rakyat Saudi.***

 

Berita Terkait

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X
“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe
Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин
“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202
Mostbet Přihlášení ️ Mostbet Subscription Na Oficiálních Stránkác
hello world
Citranatal 90 Dha Info
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X

Rabu, 2 Oktober 2024 - 22:19 WIB

“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe

Rabu, 2 Oktober 2024 - 17:43 WIB

Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:47 WIB

“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202

Berita Terbaru

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

EDUKASI

Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB

Kamis, 30 Jan 2025 - 14:59 WIB

Bupati Bandung Dadang melepas Satgas PPR-PBG-PB saat apel gelar pasukan, di Plaza Upakarti Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (30/1/2025).(Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

7 Tim Satgas PPR-PBG-PB Kabupaten Bandung Disebar ke Beberapa Titik

Kamis, 30 Jan 2025 - 14:39 WIB