Mitos Dibalik Gerhana Matahari: Ada Raksasa yang Sedang Ngamuk

Kamis, 26 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: tribunnews)

Ilustrasi (Foto: tribunnews)

Hari ini, Kamis 26 Desember 2019, Gerhana Matahari Cincin muncul di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Fenomena alam ini menurut para ahli muncul dua tahun sekali. Inilah sejumlah mitos yang terjadi di zaman dulu terkait munculnya gerhana matahari.


DARA | BANDUNG – Sekadar bacaan ringan saja. Zaman dulu kemunculan fenomena alam, termasuk gerhana matahari sering dikaitkan dengan hal-hal di luar naral manusia, disebut mitos. Tentu, saat ini itu hanya jadi cerita sebelum tidur saja.

Togo dan Benin adalah dua negara di Benua Afrika. Saat muncul gerhana matahari dulu masyarakat di sana menganggap bahwa fenomena itu terjadi karena pertarungan antara matahari dengan bulan.

Namun, ketika matahari dan bulan “bersatu” dan membentuk sebuah cincin, masyarakat Togo dan Benin itu menganggap bahwa matahari dan bulan sedang berdamai dan tak akan saling menyerang kembali.

Lantas di Yunani. Matahari sering dianggap sebagai sosok dewa yang memiliki kesaktian tertentu. Jika gerhana matahari datang, maka pasti ada sesuatu yang terjadi dengan dewa tersebut, kebanyakan beranggapan bahwa ada sosok dewa jahat yang ingin melenyapkan matahari.(IDN Times)

Negara-negara di Asia, seperti China meyakini bahwa gerhana disebabkan oleh makhluk mistis Naga yang melahap matahari. Fenomena itu dianggap sebagai pertanda buruk, sehingga mereka membuat bunyi-bunyian yang bising selama gerhana untuk menakut-nakuti si naga.
Lain lagi di Vietnam yang percaya bahwa matahari bukan dimakan oleh Naga, melainkan oleh Kodok atau Katak. Vietnam pada masa lalu orang-orang menganggap kodok memakan matahari pada saat gerhana matahari terjadi. Sementara masyarakat Korea mengatakan gerhana terjadi karena anjing api mencoba mencuri matahari.
Pada masyarakat Jawa diyakini raksasa Batara Kala menelan matahari karena dendam kepada Sang Surya atau Dewa Matahari.
Masyarakat Yunani kuno meyakini gerhana matahari dianggap sebagai tanda kemarahan dewa. India sempat meyakini bahwa tidak boleh makan saat terjadi gerhana matahari. Mereka pun menghindari memasak saat gerhana matahari terjadi, menurut mereka makanan akan jadi beracun.

Orang-orang Viking menganggap sepasang serigala langit melahap matahari. Bangsa Viking percaya bahwa gerhana matahari disebabkan oleh serigala. Adalah dewa bernama Fenris Fenrir yang melakukannya. Saat masih berwujud serigala, Fenris Fenrir memakan matahari.

Suku Pomo di barat laut Amerika Serikat memercayai bahwa gerhana matahari terjadi karena ada binatang kolosal yang memakan matahari. Tetua mereka mengaku pernah melihat seekor beruang raksasa yang tengah marah. Akibatnya, beruang itu mengigit matahari.

Suku Pomo percaya pula bahwa beruang raksasa itu hadir tidak hanya di gerhana matahari total. Pada peristiwa gerhana bulan, beruang yang sama hadir untuk memakan bulan.
Berdasarkan cerita rakyat Inuit, Dewi Matahari yang bernama Malina dan Dewi Bulan yang bernama Annigan. Dikisahkan, Malina dan Annigan tengah berseteru di langit. Akibatnya, terjadilah gerhana matahari total.

Kepercayaan mengenai anjing mistis yang menggigit matahari dimiliki oleh masyarakat Korea. Mereka percaya bahwa ada seekor anjing yang sangat ajaib. Saking ajaibnya, ia mampu menggigit serta mencuri matahari dari tempatnya.(blogterungkapsudah)

Editor: denkur | Sumber: IDN Times – bloggterungkapsudah

Berita Terkait

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis
Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Gejala dan Pencegahan Chikungunya
Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling
Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek
IWAPI DPP Pariwisata Rayakan Hari Gizi Nasional dengan Misi Sosial di Eksotika Baduy
Inilah Fakta Kekhawatiran Gen Z yang Memicu Gangguan Kesehatan Mental
Mengenal Gejala dan Penanganan Gangguan Mental
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:51 WIB

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis

Kamis, 13 Februari 2025 - 21:43 WIB

Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 3 Februari 2025 - 10:51 WIB

Gejala dan Pencegahan Chikungunya

Sabtu, 1 Februari 2025 - 13:39 WIB

Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling

Rabu, 29 Januari 2025 - 19:30 WIB

Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek

Berita Terbaru


PSSI akhirnya melepas posisi Indra Sjafri dari jabatan sebagai pelatih kepala Timnas U-20.(Foto: PSSI)

HEADLINE

Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:21 WIB