Rhys Lewis lahir di Oxford dari orang tua yang sama-sama seorang guru. Lewis dididik di Bartholomew School di Eynsham dan pertama kali mulai tampil di sebuah band dengan saudaranya yang memainkan lagu-lagu cover.
DARA – Dia juga bekerja sebagai ‘petugas kantin’ di Cokethorpe School. Pada umur 19, Lewis pindah ke London untuk belajar di London Centre of Contemporary Music.
“Sehari sebelum saya menulis lagu ini, seseorang bertanya kepada saya kapan saya bisa mulai manggung lagi. Pikiran untuk bermain langsung di ruangan yang penuh dengan orang benar-benar membuatku merinding. Saya sangat ingin memiliki lagu dengan energi seperti itu, sesuatu yang akan terasa luar biasa untuk dinyanyikan bersama orang banyak,” ujar Rhys Lewis.
“Ini adalah lagu yang ingin saya mainkan secara langsung untuk pertama kalinya di tempat yang penuh dengan semangat dan keringat, dengan band yang berkeringat di hadapan penonton yang berkeringat, seperti dulu,” imbuhnya dalam rilis, Minggu (25/9/2022).
“Setelah hidup dengan aturan dan batasan ini begitu lama, kita semua mewarisi kehati-hatian sosial. Kami terjebak dalam limbo yang aneh ini, menunggu semuanya kembali normal. Setelah melewati masa lockdown beberapa kali, saya menyadari betapa saya telah mengambil kebebasan untuk menjadi spontan begitu saja,” lanjutnya.
Rhys Lewis sangat mengidolakan dan terinspirasi dari Alex Turner (Arctic Monkeys) dalam penulisan lagunya, selain itu ia pun terinpirasi dari Led Zeppelin, dan Bill Withers.***(Anggie Gerhana)
Editor: denkur