Nasi tumpeng ternyata sudah ada jauh sebelum Islam masuk ke Pulau Jawa.
DARA | Nasi tumpeng merupakan tradisi purba masyarakat di Indonesia. Digunakan untuk memuliakan gunung.
Alasannya, masyarakat saat itu meyakini bahwa gunung jadi tempat bersemayam arwah leluhur nenek moyang, hyang, maupun dewa suci. Tak heran jika bentuknya tampak kerucut seperti gunung.
Berikut sejarah adanya nasi tumpeng sebagaimana dikutip dari harapanrakyat.com, Sabtu (6/7/2024):
Sejarah Tumpeng
Hidangan ini sebenarnya pertama kali dibuat sekitar abad 15. Kala itu para raja yang ada di Jawa Tengah mengonsumsinya sebagai lambang keselamatan dan kebahagiaan.
Hal ini lantaran masyarakat Jawa percaya bahwa keberadaan hidangan tersebut bisa membawa berkah. Karena hal itu, hidangan tersebut tak pernah terlewat di berbagai acara penting, termasuk saat upacara adat.
Seiring berjalannya waktu, eksistensi kuliner ini juga merambah ke wilayah lain. Sebut saja Pulau Dewata Bali, Madura dan Sunda.
Falsafah Tumpeng
Berdasar sejarah nasi tumpeng tadi, kuliner ini memang termasuk hidangan yang unik. Hal ini karena bentuknya kerucut sehingga jadi pembeda dengan tipe hidangan lainnya.
Dari bentuknya, sebenarnya memiliki falsafah tersendiri. Falsafahnya berkaitan dengan kondisi geografis di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.
Sebagaimana yang kita tahu, kondisi geografis wilayah tersebut penuh dengan gunung berapi. Hidangan ini pun berbentuk menyerupainya.
Bentuk kerucut semakin melekat pada hidangan berwarna kuning ini setelah masyarakat Jawa terpengaruh kebudayaan Hindu. Dengan bentuk kerucut, maka bisa mirip gunung suci Mahameru yang terkenal sebagai tempat bersemayam dewa dan dewi agung.
Penamaan Tumpeng
Bukan hanya bentuknya saja yang unik, melainkan juga namanya. Dalam sejarah nasi tumpeng ini, namanya berasal dari akronim kalimat Jawa yaitu “yen metu kudu mempeng”.
Di bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki arti yakni “jika mau keluar, haruslah bersungguh-sungguh”. Dengan arti tersebut, bisa kita ketahui bahwa maksudnya ialah setiap melakukan suatu hal, seharusnya penuh usaha dan dedikasi.
Penyajian Tumpeng
Dengan nama yang unik, penyajian hidangan ini juga tak sembarangan. Biasanya menggunakan tampah sebagai wadahnya. Lalu ada tambahan lapisan daun pisang.
Saat alasnya sudah siap, tinggal tata nasinya serapi mungkin. Meski familiar dengan nasi kuning, sebenarnya juga bisa menggunakan nasi putih biasa ataupun nasi uduk.***
Editor: denkur