Nasi Tumpeng Ternyata Sudah Ada Sebelum Islam Masuk Jawa

Sabtu, 6 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tumpeng (Foto: ayomakan/iNews.id)

Tumpeng (Foto: ayomakan/iNews.id)

Nasi tumpeng ternyata sudah ada jauh sebelum Islam masuk ke Pulau Jawa.

DARA | Nasi tumpeng merupakan tradisi purba masyarakat di Indonesia. Digunakan untuk memuliakan gunung.

Alasannya, masyarakat saat itu meyakini bahwa gunung jadi tempat bersemayam arwah leluhur nenek moyang, hyang, maupun dewa suci. Tak heran jika bentuknya tampak kerucut seperti gunung.

Berikut sejarah adanya nasi tumpeng sebagaimana dikutip dari harapanrakyat.com, Sabtu (6/7/2024):

Sejarah Tumpeng

Hidangan ini sebenarnya pertama kali dibuat sekitar abad 15. Kala itu para raja yang ada di Jawa Tengah mengonsumsinya sebagai lambang keselamatan dan kebahagiaan.

Hal ini lantaran masyarakat Jawa percaya bahwa keberadaan hidangan tersebut bisa membawa berkah. Karena hal itu, hidangan tersebut tak pernah terlewat di berbagai acara penting, termasuk saat upacara adat.

Seiring berjalannya waktu, eksistensi kuliner ini juga merambah ke wilayah lain. Sebut saja Pulau Dewata Bali, Madura dan Sunda.

Falsafah Tumpeng

Berdasar sejarah nasi tumpeng tadi, kuliner ini memang termasuk hidangan yang unik. Hal ini karena bentuknya kerucut sehingga jadi pembeda dengan tipe hidangan lainnya.

Dari bentuknya, sebenarnya memiliki falsafah tersendiri. Falsafahnya berkaitan dengan kondisi geografis di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Sebagaimana yang kita tahu, kondisi geografis wilayah tersebut penuh dengan gunung berapi. Hidangan ini pun berbentuk menyerupainya.

Bentuk kerucut semakin melekat pada hidangan berwarna kuning ini setelah masyarakat Jawa terpengaruh kebudayaan Hindu. Dengan bentuk kerucut, maka bisa mirip gunung suci Mahameru yang terkenal sebagai tempat bersemayam dewa dan dewi agung.

Penamaan Tumpeng

Bukan hanya bentuknya saja yang unik, melainkan juga namanya. Dalam sejarah nasi tumpeng ini, namanya berasal dari akronim kalimat Jawa yaitu “yen metu kudu mempeng”.

Di bahasa Indonesia, kalimat tersebut memiliki arti yakni “jika mau keluar, haruslah bersungguh-sungguh”. Dengan arti tersebut, bisa kita ketahui bahwa maksudnya ialah setiap melakukan suatu hal, seharusnya penuh usaha dan dedikasi.

Penyajian Tumpeng

Dengan nama yang unik, penyajian hidangan ini juga tak sembarangan. Biasanya menggunakan tampah sebagai wadahnya. Lalu ada tambahan lapisan daun pisang.

Saat alasnya sudah siap, tinggal tata nasinya serapi mungkin. Meski familiar dengan nasi kuning, sebenarnya juga bisa menggunakan nasi putih biasa ataupun nasi uduk.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Borderlands® 4 Rilis Cuplikan Pertama yang Penuh Aksi di The Game Awards!
Ketoprak Retno Kencana Pukau Penonton di Teater Besar TIM
Waspadalah, Ini Lima Tanda Kolestrol Sedang Tinggi
Populasi Bangau Bluwok di Pulau Rambut Terancam Punah, Ini Penyebabnya
Ahok, Yudo Margono, Inayah Wahid, Akan Tampil di Pagelaran Kethoprak Retno Kencana
Benny, Pecinta Burung Hantu Terpilih Sebagai Dewan Pengawas KPK
Kolaborasi Wondeful Indonesia Aeostreet Catatkan Rekor MURI
Korban Letusan Gunung Lewotobi, Nobar Laga Indonesia – Jepang di Pengungsian
Berita ini 34 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 14 Desember 2024 - 10:02 WIB

Borderlands® 4 Rilis Cuplikan Pertama yang Penuh Aksi di The Game Awards!

Kamis, 5 Desember 2024 - 21:36 WIB

Ketoprak Retno Kencana Pukau Penonton di Teater Besar TIM

Senin, 2 Desember 2024 - 12:34 WIB

Waspadalah, Ini Lima Tanda Kolestrol Sedang Tinggi

Rabu, 27 November 2024 - 14:21 WIB

Populasi Bangau Bluwok di Pulau Rambut Terancam Punah, Ini Penyebabnya

Selasa, 26 November 2024 - 19:49 WIB

Ahok, Yudo Margono, Inayah Wahid, Akan Tampil di Pagelaran Kethoprak Retno Kencana

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

HUKRIM

Polres Sukabumi Sikat Peredaran Sabu Seberat 1.677,66 gram

Selasa, 17 Des 2024 - 11:25 WIB