Nasib Seniman Panggung Menyedihkan, Berharap Ada Kepedulian dari Bupati Bandung Dadang Supriatna

Selasa, 23 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: verawati/dara.co.id

Foto: verawati/dara.co.id

Satu kata buat pelaku seni: “terabaikan”. ‘Ya, jangankan sekarang ditengah wabah corona, ketika kondisi normal pun begitu adanya. Perhatian pemerintah nyaris tidak ada. Padahal, “papayung agung” tahu bahwa seni adalah potensi daerah yang perlu dirawat dan dibina.


DARA – Paling tidak begitulah yang terjadi di Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Sejumlah pelaku seni mengeluhkan kurangnya perhatian pihak Pemerintah Kabupaten Bandung. Terlebih lagi saat pandemi sekarang ini, para pelaku seni nyaris tak bisa makan karena kehilangan job manggungnya.

Job manggung memang menurun drastis akibat adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Itu gara-gara wabah Covid-19.

Lalu, dimana perhatian pemerintah? Sejumlah seniman lokal hanya bisa menghelas napas sesak. Harapan terlindungi nasibnya tak kunjung datang.

Mereka pun kini punya setitik cahaya cerah. Mereka berharap sangat kepada Bupati Bandung yang sebentar lagi dilantik yaitu Dadang Supriatna, mau peduli terhadap nasib pelaku seni.

“Semoga Kang Dadang Supriatna mau mengerti tentang kondisi nasib pelaku seni yang hidupnya bergantung dari panggung ke panggung,” ujar sejumlah pelaku seni, Selasa (23/3/2021).

Cuncun Cumina (34), seniman bajidor dari Cangkuang menuturkan, biasanya manggung kalau ada hajatan. Tapi setahun ini hampir nggak ada yang hajatan, jadi ya sepi job,” ujarnya, Selasa (23/3/2021).

Cuncun sangat kecewa, pemerintah seakan menutup mata kepada para pelaku seni. “Bukan hanya pada masa pandemi ini saja, seharusnya pemerintah selalu hadir dalam situasi apapun,” ujarnya.

Cuncun menilai setiap argumen dari pemerintah tentang perhatian mereka kepada para pelaku seni selalu bagus. Namun, belum terlihat dan terasa oleh para pelaku seni.

“Itulah makanya kita selama ini tidak terlalu ‘ngadunungan’ kepada pemerintah, soalnya disaat kita butuh, justru yang dikedepankan itu pemanfaatannya bukan kesejahteraan para seniman,” ujar Cuncun.

Pemerintah lebih senang menampilkan seniman dari luar daerah meskipun bayarannya mahal. Tapi, untuk seniman lokal pemerintah hanya selalu bilang: ‘wayahna’.

“Kalau pun ngasih panggung tetep aja nggak adil terhadap semua pelaku seni, yang dikasih panggung itu hanya orang-orang yang deket dulu,” kata Cuncun.

“Saya heran aja, mereka kan suka melakukan pendataan lingkung seni yang ada di Kabupaten Bandung, tapi kok nggak semua lingkung seni yang dikasih job sama mereka, jadi pendataan-pendataan selama ini tuh buat apa?” imbuh Cuncun.

Pria yang juga aktif di komunitas Kendangers Bandung Kidul itu mengaku harapannya kepada pemerintah sebenarnya tidak muluk-muluk. Cukup diberi job panggung reguler agar perekonomian bisa berputar.

“Da euweuh manggung mah, seniman moal dalahar,” ujar Cuncun geram yang artinya: kalau nggak manggu seniman tidak akan bisa makan.

Satu hal yang tidak kalah penting, setiap lingkung seni ingin dibantu memiliki legalitas, pasalnya untuk bisa mengakses bantuan-bantuan dari pemerintah terkadang dipersulit oleh birokrasi karena tidak adanya legalitas atau kurang kedekatan dengan pihak-pihak dinas.

“Ya makanya kadang kita mikir lebih baik berdiri sendiri, tanpa berpegang pada pemerintah, alhamdulillah lingkung seni milik saya belum pernah mendapat sedikitpun bantuan pengadaan alat dan sebagainya dari pemerintah,” ujarnya.

Ia tidak menampik dengan adanya pendataan itu berarti sebagai bentuk pengakuan dari pemerintah terhadap keberadaan lingkung seni. Namun pengakuannya memang hanya sebatas pendataan saja, selama ini belum ada perhatian yang berarti.

“Ya, kedepan semoga aja benar-benar bisa ada perhatian, apalagi di pemerintahan baru nanti,” ujarnya.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H
Satpol PP Bandung Barat  Patroli Cipta Kondisi di Wilayah Padalarang dan Ngamprah, Daerah Rawan Macet
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Jumat 28 Februari 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Jumat 28 Februari 2025
Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Prabowo Resmikan Pegadaian sebagai Bank Emas Pertama di Indonesia
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 28 Februari 2025 - 16:38 WIB

Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H

Jumat, 28 Februari 2025 - 14:39 WIB

Satpol PP Bandung Barat  Patroli Cipta Kondisi di Wilayah Padalarang dan Ngamprah, Daerah Rawan Macet

Jumat, 28 Februari 2025 - 06:48 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Jumat 28 Februari 2025

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:56 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia Dukung Ketahanan Ekonomi Nasional

Kamis, 27 Februari 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

BANDUNG UPDATE

Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H

Jumat, 28 Feb 2025 - 16:38 WIB

Ilustrasi (Foto: NU Online)

HIKMAH

Doa Mengawali Bulan Ramadhan

Jumat, 28 Feb 2025 - 16:32 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Disdik Kabupaten Sukabumi Siap Sukseskan e-Ijazah

Jumat, 28 Feb 2025 - 16:21 WIB