DARA | KARAWANG– Dampak insiden di anjungan milik Pertamina Hulu Energi di perairan utara Karawang membuat nelayan merugi. Selan jumlah ikan hasil tangkapan menurun, selama melaut mereka juga harus pandai bermanuver agar tidak menyentuh tumpahan sejenis minyak mentah yang mengambang di perairan.
Manajer Tempat Pelelangan Ikan Cipucuk, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar Karawang, Jawa Barat, Dedi Wahyu Wijaya, menuturkan, polusi sejenis minyak mentah menurunkan tangkapan ikan sejak dua dalam hari terakhir.
“Nelayan-nelayan besar ini mengadu kepada saya. Mereka harus melaut lebih jauh lagi, sebab daerah tangkapannya kosong karena sejumlah ikan mati,” kata Dedi, Senin (22/7).
Tumpahnya sejenis minyak mentah juga berdampak pada ongkos melaut. Sejumlah nelayan, lanjut dia, harus merogoh kocek lebih banyak untuk membeli bahan bakar. “Biasanya mereka menghabiskan 20 liter, sekarang harus 30 liter, karena area tangkapnya menjadi harus lebih jauh,” ujarnya.
Sementara menurut nelayan di Dermaga Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Katiman, sejumlah nelayan yang nekat melaut harus terampil bermanuver menghindari tumpahan minyak. “Sebisa-bisa harus menghindar, kalau jaring kena minyak, bakal rusak, sulit dibersihkan,” ujarnya.
Ia mengaku melihat banyak cairan hitam kental di perairan Cemarajaya. Cairan hitam itu, lanjut Katiman, tersebar “berkelompok”.
Saking kentalnya, Katiman mengibaratkan sejenis minyak mentah itu seperti oli. “Jaring kawan saya ada yang kena oli, baunya seperti minyak tanah. Saya berlayar lebih jauh untuk mencari ikan,” katanya.***
Wartawan: Teguh Purwahandaka | Editor: Ayi Kusmawan