DARA | JAKARTA – Nahdlatul Ulama (NU) memiliki lembaga yang concern terhadap pergerakan cuaca maupun rukhyatul hilal. Lembaga yang memiliki beberapa fungsi yang sama dengan Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) ini dinamai Lembaga Falakiah.
“Lembaga falakiah juga mempunyai pakar untuk memprediksi bencana alam sehingga nantinya antara BMKG dengan NU bisa bertukar pikiran/exchange,” kata Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU, Ali Yusuf, dalam penandatanganan naskah kerjasama pemanfaatan dan pengembangan informasi bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, antara Pengurus Besar (PB) NU dengan BMKG, di Jakarta, tempo hari.
Penandatangan kerja sama dilakukan oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj, dengan Kepala BMKG, Dr. Dwikorita Karnawati, di Kantor PBNU. Menurut Dwikorita, untuk mendukung antisipasi dan mitigasi bencana perlu strategi pentahelix yang terdiri atas akademia/pakar, pihak swasta, masyarakat, tokoh agama,pemerintah, lembaga terkait, dan media.
“Salah satu strategi kerja samanya dilakukan dengan para tokoh masyarakat (ulama).”
Kerja sama BMKG dan PBNU ini meliputi poin penting yang sangat starategis untuk diprioritaskan. Seperti halnya, penggunaan bahasa lokal untuk masyarakat paling bawah sehingga mereka bisa memahami dan mengantisipasi dari setiap bencana yang akan terjadi. Melalui kerja sama ini, BMKG dan PBNU menyepakati beberapa ruang lingkup kesepakatan, yaitu penyampaian dan penyebarluasan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Kemudian penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan. Selain itu juga penelitian dan pengembangan bersama, penguatan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan penguatan kelembagaan.****
Editor: Ayi Kusmawan