Interaksi Indonesia dan itu sudah lama yaitu pada Tahun 1893 Indonesia berpartisipasi dalam World’s Colombian Exposition yang diadakan di Chicago promosi seni dan budaya Jawa yang dikenal dengan Javanese Village.
DARA – Demikian kata Hendriana Werdhaningsih, Dosen Desain Produk Universitas Paramadina yang saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 di Illinois Institute of Technology (IIT) Institute of Design di Chicago, Illinois, Amerika.
“Cerita tentang Indonesia bahwa pameran ini selama enam bulan, barang ini didisplay di ruang utama, dan mereka sangat ingin menonton. Jadi peluang kita masih besar, dari sisi kebudayaan, tradisi, craft, dan juga makanan” ujarnya seperti dalam rilis yang diterima redaksi, Jumat (18/6/2021).
Henne demikian panggilan akrabnya mengatakan, sekarang masih perlu beberapa step untuk memperkenalkan kembali Indonesia. Karena ketika memperkenalkan diri dari Indonesia, mereka masih belum terlalu paham. Apalagi dengan produk-produk yang kita miliki mereka juga belum tahu.
Henne mengatakan itu dalam acara bertajuk “Obrolan Ekspor: Pengembangan Produk Ekspor Untuk Negara 4 Musim” yang diselenggarakan oleh Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) dan dipandu oleh Krisdewanto (17/6-2021).
“Ada dua pasar besar di Amerika ini untuk produk-produk indonesia, yakni orang Amerika dan orang Indonesia yang tinggal di Amerika. Ada 400 ribu-an orang Indonesia di Amerika dan banyak orang Amerika yang pernah lama tinggal di indonesia,” katanya.
“Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika memasarkan produk di Amerika. Misalnya jamu-jamuan yang diseduh kalau di Amerika cenderung disebut tea. Nah kita harus menggunakan terminologi yang sudah bisa dengan mudah diterima oleh mereka.” imbuhnya.
Selain itu, kata Henne, juga harus menawarkan produk yang unik, yang di Indonesia sudah banyak dibuat namun disini masih jarang.
“Kita harus mengembangkan produk kreatif yang secara fungsi pasti dipakai. Misal bikin sarung tangan yang ada kancing sehingga bisa ditempel ke topi sebagai solusi ketika musim dingin sarung tangan mesti beli beberapa kali, dikarenakan hilang. Masih banyak produk sehari-hari fungsional yang masih bisa dikembangkan,” katanya.
Peluang pasar kita tidak akan habis, dengan banyaknya musim. Setiap musim beda kebutuhan, setiap musim ada produk yang bisa kita tawarkan. Dan bukan hanya style, trend warna, masalah estetik orang indonesia sangat kaya dan bisa mengembangkan produk lebih banyak fungsi. Optimis, Indonesia luar biasa banget. Peluang pasarnya besar banget.” imbuhnya.***
Editor: denkur