Warga Kota Bandung antusias mengikuti program teranyar PD Kebersihan, yakni menabung sampah jadi emas, meski belum resmi diluncurkan.
DARA – Sampai saat ini, Bank Sampah Resik PD Kebersihan Kota Bandung pun terus menyosialisasikan kepada para nasabah. Bahkan, Bank Resik telah mengeluarkan 108 keping emas mini untuk para nasabahnya sejak Desember 2020.
Hal itu pun menjadi indikator yang baik, lantaran warga semakin bersemangat mendapatkan emas mini dengan nilai 0,025 sampai 1 gram dari hasil menukar sampah yang telah dipilah.
Direktur Bank Sampah Resik Marina Puspita mengatakan, saat pertama kali diperkenalkan, program ini kurang mendapat respon positif. Hal itu lantaran banyak yang tidak percaya emas tersebut merupakan emas asli.
“Jadi pas kita sodorin emas itu, banyak yang bertanya ini emas asli atau bukan? Karena ini emas mini kan. Kita kampanyenya juga cukup Rp40 ribu bisa dapat emas. Jadi akhirnya banyak juga yang antusias,” katanya, saat ditemui di Bank Sampah Resik, Jalan Babakansari 1 No. 64, Kota Bandung, Jumat (19/2/2021).
Menurut Marina, pihaknya mengutamakan para ibu rumah tangga sebagai sasaran. Bank Sampah Resik juga menerima penukaran emas untuk diuangkan atau ditukar ke gram yang lebih tinggi.
“Kalau ada yang punya 0,1 gram 10 keping, bisa juga ditukar dengan 1 gram. Atau mau jual lagi juga bisa kita menerima untuk diuangkan juga,” ujarnya.
Marina menjelaskan, untuk menjadi nasabah di Bank Sampah Resik ada dua proses, yakni nasabah individu atau nasabah unit yang mempunyai kepengurusan minimal 10 orang.
“Untuk individu bisa daftar langsung ke sini, bawa satu kilogram sampah sudah bisa menjadi nasabah, tinggal nanti menabung saja. Bisa ikut juga program nabung sampah jadi emas itu. Kalau yang unit, itu juga kita free pengangkutan sampah kalau di atas 20 kilogram sampai 50 kilogram kita terima,” imbuhnya.
Sedangkan untuk sampah yang diterima, rata-rata Bank Sampah Resik menerima dus, PET (Botol plastik) bersih dan kotor, gelas minuman, macam-macam plastik, kresek, botol kaca hingga arsip.
“Tetrapak atau bungkus minuman susu yang kotak, kaleng, tembaga, botol kecap, kita menerima, dengan harga yang sudah ditentukan juga,” kata Marina.
Dia mengungkapkan, dengan program nabung sampah jadi emas ini ada pula warga dari luar Kota Bandung yang tertarik dan ingin menjadi nasabah. Namun pihaknya hanya menerima dari Kota Bandung.
“Kalau kota yang lain mungkin bisa mengadopsi program ini juga, tapi memang program kita khusus di Kota Bandung saja. Bahkan ada juga dari daerah lain yang sampai mau ngekargoin (mengirimkan) sampahnya,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga, Bambang Ismono mengaku, program dari PD Kebersihan Kota Bandung tersebut sangat bagus, karena nilai emas cenderung naik dalam dua atau tiga tahun mendatang.
“Kalau hanya uang, biasa-biasa saja. Kalau emas, bisa saja nilainya naik. Meski pun harganya naik turun, tapi cenderungnya naik dalam 2-3 tahun dan itu yang diharapkan,” katanya.
Warga Jalan Turangga Barat tersebut mengaku awalnya tertarik menjadi nasabah Bank Sampah Resik karena menilai sampah memang jadi permasalahan tersendiri. Dia berharap sampah juga memiliki nilai tambah agar tidak terbuang begitu saja.
“Jadi dari problem itu sebetulnya ada peluang. Kalau kita tidak bisa mengolahnya sendiri kan sayang. Saya berpikir bagaimana caranya sampah jadi nilai tambah buat kita. Walaupun sebetulnya suka ada tukang rongsok yang suka ngumpulin, tapi kadang mereka harganya dihitung rata. Kalau di sini dipilah itu beda harga sebetulnya,” pungkasnya.***
Editor: denkur