“Kami sudah ketemu dengan PT Sampoerna, hari ini sudah ditindaklanjuti. Jadi memang di sana ada yang positif, dirawat di rumah sakit, ada dua orang, kemudian meninggal,” kata Joni Wahyuhadi.
DARA | SURABAYA – Pabrik industri rokok milik PT Sampoerna disebut sebagai klaster baru penularan virus corona (Covid-19 di Surabaya. Hal tersebut diungkapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, menyebut cukup banyak orang yang tertular virus corona dari klaster tersebut.
Mulanya, kata Joni, ada dua orang positif terinfeksi Covid-19. Mereka sempat dirawat namun meninggal dunia. Dua orang pasien itu diduga sempat menularkan virus corona kepada pekerja lainnya.
“Kami sudah ketemu dengan PT Sampoerna, hari ini sudah ditindaklanjuti. Jadi memang di sana ada yang positif, dirawat di rumah sakit, ada dua orang, kemudian meninggal,” kata Joni di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, seperti dilansir cnnindonesia.com, Kamis (30/4/2020).
Selain itu, kata Joni, ada pula 9 orang lainnya yang kini telah berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka kini tengah dirawat di rumah sakit.
Kemudian berdasarkan hasil tracing, teridentifikasi sebanyak 165 orang lainnya sempat kontak erat. Mereka telah menjalani pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR). Hasilnya akan segera diketahui beberapa hari ke depan.
Lalu, lanjut dia, ada sebanyak 323 pekerja yang telah menjalani rapid test. Sebanyak 63 orang di antaranya dinyatakan positif reaktif. Mereka kini menjalani isolasi di suatu tempat dan bakal dites swab PCR.
“Yang 323 rapid tes itu 63 positif tadi malam. Kemudian dilaporkan sore ini kira-kira menjadi 100,” ujarnya.
Menurut Joni, mayoritas pegawai pabrik yang positif berdasarkan hasil rapid test kondisinya sehat. Tidak tampak gejala klinis seperti demam maupun batuk.
Kini lokasi industri PT Sampoerna yang menampung sekitar 500 karyawan tersebut telah ditutup. Ratusan pekerja juga dirumahkan.
“Satu komplek perusahaan itu menampung sekitar 500 karyawan, sekarang komplek itu sudah ditutup dan diliburkan karyawannya. Kemudian yang mereka yang dekat dengan karyawan yang sudah positif besok akan dilakukan test PCR,” pungkasnya.***