Pamor Batik Garutan yang Kian Redup

Rabu, 2 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemilik batik Garutan SHD, Agus Sugiarto memperlihatkan batik Garutan di butiknya Jalan Pembangunan nomor 128, Garut, Rabu (2/10/2019). Foto: dara.co.id/Beni

Pemilik batik Garutan SHD, Agus Sugiarto memperlihatkan batik Garutan di butiknya Jalan Pembangunan nomor 128, Garut, Rabu (2/10/2019). Foto: dara.co.id/Beni

Pamor batik Garutan kini kian meredup, terpinggirkan batik impor dari Cina. Berharap kebaikan pada Hari Batik Nsional, atas upaya melestarikan seni tradisional yang dibangga-banggakan ini, ternyata lain bagi perajin batik Garutan ini.


HARI  Batik Nasional jadi harapan Agus Sugiarto (53), agar batik Garutan bisa lebih dikenal publik. Produk lokal diharap bisa berjaya di tanah sendiri.

Namun buktinya, batik produk impor dari Cina menggempur pasar Indonesia. Akibatnya produk lokal sulit bersaing karena harga yang lebih mahal.

“Batik cap saja yang lokal itu harganya sekitar Rp200 ribu. Beda sama impor sekitar Rp100 ribu bisa dapat tiga,” kata Agus, pemilik batik Garutan Saha Deui (SHD), Rabu (2/10/2019).

Agus sudah menggeluti dunia batik sejak tahun 2000. Ia merupakan generasi kedua. Orang tuanya sudah merintis batik Garutan sejak tahun 1974.

Agus memproduksi dua jenis batik, yakni batik tulis dan cap. Batik tulis berukuran 2,6 meter x1,05 meter dijual sekitar Rp1,5 juta. Sedangkan batik cap ukuran 2,30 meter x1,05 meter seharga Rp200 ribu.

Mahalnya harga batik tulis sebanding dengan prosesnya yang rumit. Setidaknya butuh waktu dua bulan untuk memproduksi satu potong batik. Sedangkan batik cap membutuhkan waktu 10 hari untuk satu kodi atau 20 potong.

“Saya suka sedih kalau lihat pegawai pemerintah atau swasta pakai batik impor. Mungkin mereka belum bisa membedakan. Makanya perlu sekali wawasan soal batik lokal,” ujarnya.

Sejak tahun 2017, pemasaran batik Garutan mulai merosot. Pesanan pun menurun sampai 40 persen. Ia kini hanya memproduksi batik terutama batik tulis jika ada yang memesan.

Batik Garutan memiliki keunikan dibanding daerah lain. Pertama batik Garutan mempunyai warna yang cerah. Warna dasar gading, biru, dan cokelat selalu melekat. Lalu coraknya pasti menggambarkan suasana alam Garut.

“Corak flora dan fauna jadi ciri khas batik Garutan. Pasti tiap daerah punya ciri masing-masing pada batiknya,” ucapnya.

Agus berharap pemerintah bisa membantu pemasaran batik Garutan. Saat ini ia biasa menjual batik ke para wisatawan dan bekerja sama dengan agen travel.

“Paling jual online juga. Banyak yang pesan dari Jakarta, Bandung, Bali, dan beberapa kota di Indonesia,” katanya. ***

Wartawan: Beni | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

FIFGROUP Raih Penghargaan Indonesia Digital Sustainability Awards 2025
Apresiasi Agen Hebat, Pegadaian Gelar Agen Pegadaian Awards 2024 National
Tren Belanja Online 2024: 62% Gen Z Belanja via Live Shopping
Pertamax Turbo Dukung Sean Gelael di Ajang FIA WEC 2025: Perpaduan Kecepatan dan Keberlanjutan
Komisi XII DPR RI Pastikan Distribusi LPG 3 Kg Lancar hingga Sub Pangkalan
Ditopang Kinerja Sektor Logistik, PosIND Catat Laba Bersih Rp767,7 Miliar
CV Kahla Global Persada Ekspor Kripik Tempe ke Jeddah, Begini Harapan Bupati Sukabumi
KI DKI Jakarta Apresiasi Langkah Cepat Pemerintah Tangani Sulitnya Masyarakat Peroleh Gas LPG 3 Kilogram
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Februari 2025 - 09:40 WIB

FIFGROUP Raih Penghargaan Indonesia Digital Sustainability Awards 2025

Kamis, 20 Februari 2025 - 09:28 WIB

Apresiasi Agen Hebat, Pegadaian Gelar Agen Pegadaian Awards 2024 National

Selasa, 18 Februari 2025 - 17:43 WIB

Tren Belanja Online 2024: 62% Gen Z Belanja via Live Shopping

Selasa, 18 Februari 2025 - 13:59 WIB

Pertamax Turbo Dukung Sean Gelael di Ajang FIA WEC 2025: Perpaduan Kecepatan dan Keberlanjutan

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:45 WIB

Komisi XII DPR RI Pastikan Distribusi LPG 3 Kg Lancar hingga Sub Pangkalan

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi

Sabtu, 22 Feb 2025 - 10:31 WIB