Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat, Hengki Kurniawan mengimbau para kepala desa menyediakan shelter atau ruang penampungan bagi warga yang terkorfirmasi positif Covid-19.
DARA – Pemerintah memberi keleluasaan pada pemerintah desa untuk menganggarkan delapan persen dari dana desa diperuntukan bagi penanganan Covid-19.
“Desa bisa refocusing anggaran dana desa minimal delapan persen untuk penanganan Covid-19 ini,” ujarnya, saat meninjau shelter di Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kamis (8/7/2021).
Hengki mengatakan, rumah warga tidak semuanya bisa dijadikan tempat isolasi mandiri (isoman) apabila ada salah satu anggota keluarganya terkorfirmasi positif Covid-19.
Maka, pemerintah desa harus bisa menyediakan shelter tersebut agar warga bisa melakukan isolasi, sehingga risiko penyebaram virus tersebut bisa ditekan lagi
Ia juga mengapresiasi instiatif Desa Kertamulya yang menyediakan shelter bagi warganya. Berharap, langkah tersebut bisa diikuti desa lain.
“Mudah-mudahan jadi contoh bagi desa lainnya dan jadi motivasi juga bagi mereka,” tandasnya.
Kepala Desa Kertamulya Farhan Fauzi menyebutkan, untuk ruang isolasi pihaknya menyediakan enam bad memakai ruangan bawah kantornya. Bahkan, akan menambah empat bad lagi di ruangan lainnya.
“Untuk sementara pelayanan administrasi bagi masyarakat dibagi di tiga titik yaitu RW 022, RW 04 dan RW 10. Sementara kantor desa ditutup dulu, dipakai untuk ruang isolasi,” ujarnya.
Farhan menyebutkan, daerahnya tergolong cukup padat penduduk. Perkembangan terakhir, penyebaran Covid-19 di wilayah kekuasaannya tersebut, cukup masif.
Sebagai antisipasi kian menyebar virus tersebut, pihaknya melakukan foging disinfektan ke setiap rumah. Terdapat 7.000 rumah yang sedang difoging, kemudian besoknya lagi disambung dengan foging DBD.
Ia juga menjelaskan, biaya untuk penanganan Covid-19, tidak cukup jika menyisihkan dari DD. Bersyukur ada kepedulian dari pihak donatur dan CSR dari perusahaan yang ada di sekitarnya.
Untuk tenaga kesehatan di ruang isolasi, Desa Kertamulya kerja sama dengan Puskesmas dibantu relawan kesehatan serta GPK. “Kalau untuk makan kita dibantu PKK. Rumah saya dijadikan dapur umumnya,” pungkasnya. ****
Editor: denkur