Berbicara di depan umum merupakan hal yang seringkali ditakuti oleh anak muda. Kurangnya rasa percaya diri menjadi faktor terbesar dalam individu, khususnya generasi muda untuk tampil di depan publik.
DARA – Hal itu terungkap dalam “Workshop Public Speaking” yang diadakan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina bersama dengan PCI (Paramadina Communication Institute), Kamis, 9 Desember 2021.
“Public speaking bukan hal main-main. Kemenangan di kancah perpolitikan (seperti orasi), bagaimana cara berbicara tergantung massa dan audiensnya, itu public speaking sekali,” ujar Tia Rahmania, Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina dalam sambutannya.
Workshop Public Speaking ini dilaksanakan secara daring melalui ZOOM pukul 09.30 – 12.00 WIB dan dihadiri oleh lebih dari 120 peserta di ZOOM dan live stream YouTube.
Workshop dihadiri oleh Egard Dewo (Announcer Radio Jak FM 101.0 FM) dan Riri Artakusuma (Public Speaking Trainer & Voice Coach) sebagai pakar dari public speaking dan dipandu oleh Sharifa Noor Azella sebagai MC serta Kurniawaty Yusuf, M.Si. sebagai Moderator dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina.. Kedua pembicara merupakan alumni Universitas Paramadina.
Public speaking adalah keterampilan berkomunikasi di depan umum, bagaimana individu mampu menyampaikan pesan, informasi, maupun gagasan yang ingin diketahui oleh audiens.
Ketika seseorang berhasil melewati wawancara dan sudah diterima pada lembaga impian, “Ijazah (ibaratnya) hanya tiket masuk. Ketika sudah diterima, tidak cukup dengan skill, tapi dengan how to engage other people (melalui public speaking),” kata Riri Artakusuma dalam presentasi berjudul Basic of Public Speaking.
Beberapa motivasi disampaikan oleh Riri Artakusuma dan Egard Dewo. Menurut mereka, eksekusi adalah hal terbaik yang perlu dilakukan dengan cara memperbanyak latihan, online dan offline punya kesulitannya masing-masing, langsung dipraktekkan public speaking, serta berani salah saat belajar.
Membahas tentang rasa gugup yang menjadi salah satu tantangan dalam berkomunikasi di depan publik. “Gugup itu tidak mungkin hilang, tetapi ketika kita sudah belajar public speaking dengan baik dan benar, kita bisa mengatur emosi,” kata Egard Dewo.
Kemampuan public speaking itu seperti sihir, bagaimana menjual produk yang ada cacatnya namun dibungkus untuk dijual, sehingga menguntungkan bagi perusahaan,” ujar Egard Dewo saat menyampaikan presentasi. Menurut Egard, jika kita sudah berhasil menyampaikan ide-ide kepada orang lain dengan smooth, maka itu adalah kunci sukses dalam teknik persuasi.
Terselenggaranya kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian para anak muda dalam menjadi pembicara yang baik dan benar. Keahlian dan keterampilan public speaking juga akan menjadi nilai tambah pembicara dalam menyampaikan ide serta gagasan di depan publik. Di sisi lain, perkembangan teknologi ikut menciptakan berbagai profesi yang memerlukan keahlian dan keterampilan public speaking.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat elektronik oleh Atika Budhi Utami, S.Sos., M.I.K. kepada Egard Dewo (Pemateri 1), Riri Artakusuma (Pemateri 2), serta Kurniawaty Yusuf, M.Si. (Moderator).
Editor: denkur