“Protokol tersebut akan diterapkan pada setiap sektor pariwisata antara lain transportasi, akomodasi, restoran, dan seluruh objek pariwisata,” kata I Putu Winastra.
DARA | BALI – Industri pariwisata di Bali menargetkan bisa menjaring wisatawan dari negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam saat new normal, dimana nantinya pariwisata di Bali dinyatakan telah siap dibuka untuk pasar internasional.
Sekretaris Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, I Putu Winastra mengatakan, saat ini industri dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kenormalan baru pariwisata dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
“Protokol tersebut akan diterapkan pada setiap sektor pariwisata antara lain transportasi, akomodasi, restoran, dan seluruh objek pariwisata,” kata I Putu Winastra dikutip dari laman resmi Kemenparekraf, Senin (8/6/2020).
Putu Winastra menyebutkan, protokol telah disiapkan berdasarkan customers journey yang fokus terhadap tiga hal utama yaitu kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Mulai dari wisatawan harus menyiapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi sebelum berangkat ke Bali seperti surat pernyataan bebas Covid-19, itinerary, tanggal kedatangan, dan lainnya seperti yang disyaratkan pemerintah.
Kemudian juga protokol saat wisatawan tiba di bandara, saat melakukan aktivitas tur hingga kembali ke bandara untuk penerbangan kembali ke negara asal. Semua akan dijalankan dengan SOP protokol kesehatan yang baik.
Untuk segmentasi pasar, I Putu Winastra mengatakan negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam bisa menjadi andalan untuk menunjang pariwisata Bali saat nanti dibuka untuk pasar internasional.
“Untuk awal kita memang akan fokus ke pasar domestik, namun ketika pasar internasional telah dibuka kita mengharapkan wisatawan dari negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam. Dan tentunya Bali tidak akan dibuka semua, pilot project ditetapkan untuk kawasan Nusa Dua,” ujar Winastra.***