Dinas Pertanian Kabupaten Bandung akan menjembatani kelompok tani agar bisa memasarkan produk pertaniannya melalui aplikasi jual beli online, TaniHub.
DARA – “Jadi kita memfasilitasi kelompok tani supaya bisa bekerjasama dengan TaniHub dalam arti pemasaran, dinas pertanian menjembatani kelompok tani,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran saat wawancara di Soreang, Selasa (6/3/2021).
Sebagai pilot project, lanjut Tisna, ada sepuluh kelompok tani Kabupaten Bandung yang akan bermitra dengan aplikasi jual beli online tersebut, dari mulai pembiayaan, produksi hingga pemasaran.
Kerjasama tersebut sudah tercantum di dalam memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman.
“Jadi ada beberapa paket yang ditawarkan TaniHub, apakah pinjam modal atau beli pas, atau keduanya,” jelas Tisna.
Sebenarnya untuk pemasaran online, Dinas Pertanian Kabupaten Bandung telah membuat aplikasi Sabilulungan Pasar Tani (Sabitani).
Kata Tisna, agar bisa optimal maka diperlukan sumber daya manusia atau operator yang memadai, sehingga digandenglah TaniHub agar jangkauannya bisa seluruh Indonesia.
Selain menggandeng TaniHub, kata Tisna, juga memiliki beberapa upaya untuk membantu petani Kabupaten Bandung dalam memasarkan produknya.
Pertama, menggelar gebyar produk pertanian selama tiga hari jelang ramadhan, dan akan dilanjut satu bulan penuh selama ramadhan.
Program tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut ramadhan, sehingga karyawan Pemkab Bandung bisa memenuhi kebutuhan pangan dengan harga yang terjangkau.
“Kami ingin memfasilitasi petani agar bisa langsung menjual kepada konsumen, jadi enggak ke bandar dan lainnya, sehingga otomatis barangnya lebih bagus, para pegawai juga bisa mendapatkan produk dengan harga dibawah pasar karena langsung dari petani,” tutur Tisna.
Selain itu, ada juga paket produk pertanian yang akan dikerjasamakan dengan Darma Wanita. Kata Tisna, program paket ini pernah dilakukan sebelumnya dan salah satu konsumen pernah membeli hingga seribu paket. Tentunya, harga paket produk pertanian ini akan lebih murah dibandingkan dengan harga di warung, pasar induk dan sebagainya.
“Kalau kemarin ada paket yang Rp5 ribu sebungkus yang berisi cabai, macam-macam isinya. Kalau yang paket, kita bantu kendaraannya. Jadi sementara kita ada satu truk dan dua elf yang bisa dipakai, biaya operasionalnya pun ditanggung dinas jadi tidak membebani,” ujar Tisna.
Tisna mengungkapkan semakin banyak alternatif untuk memasarkan produk itu lebih baik daripada produk menjadi tidak laku padahal sedang panen.
“Penjualan online itu TaniHub, penjualan ke komunitas melalui paket, ke pegawai yang ritel,” ujar Tisna.***
Editor: denkur