DARA | BANDUNG – Angka pernikahan pasca lebaran 1440 H kemarin melonjak hingga empat kali lipat. Itu terjadi di Kabupaten Bandung dan Wonogiri.
Sejumlah Amil di Kabupaten Bandung mengatakan, pendaftar pernikahan sejak tiga hari setelah lebaran relatif melonjak. Diprediksi akan terus bertambah.
“Bulan Syawal memang sering dijadikan momentum untuk melangsungkan pernikahan. Itu boleh jadi sudah menjadi tradisi di masyarakat, sehingga setiap setelah lebaran, pendaftar pernikahan cukup membludak,” ujar Yusni Hudaya, seorang Amil dan juga Pengurus Lembaga Amil Kabupaten Bandung (LAKAB), Kamis (13/6/2019).
Yusni menuturkan, ada lonjakan setiap selesai lebaran dan itu biasanya terjadi dalam tiga bulan ke depan yaitu Syawal, Hapit dan Rayagung.
Di sisi lain, kata Yusni, angka pendaftar perceraipun sejak lima hari pasca lebaran mulai berdatangan. Latar belakang perceraiannya beda-beda. Namun, umumnya karena tekanan ekonomi dan ketidak cocokan pasangan suami istri.
“Kalau dilihat usia pasutri kebanyakan antara 20 tahun hingga 30 tahun dengan usia perkawinan antara enam tahun hingga 11 tahun,” ujar Yusni Hudaya.
Senada dengan Deden Eva Mahfud, Wakil Ketua LAKAB. Menurutnya, benar pasca lebaran angka pernikahan melonjak. Kondisi ini sudah biasa terjadi setiap tahun sehabis lebaran. “Bulan Syawal, Hapit dan Rayagung, pernikahan naik dan itu sudah berlangsung sejak dulu,” ujarnya.
Demikian juga dengan perceraian, kata Deden Eva Mahfud, perceraian pun melonjak, namun angkanya tidak sebanyak angka pernikahan. Dalam seminggu percaraian yang daftar melalui Amil untuk kemudian didaftar ke pengadilan, bisa mencapai sepuluh kasus perceraian.
“Perceraian khususnya di Kabupaten Bandung masih cukup tinggi. Motifnya kebanyakan faktor ekonomi dan ketidak dewasaan pasangan suami istri,” ujar Deden Eva Mahfud.
Sementara itu dilaporkan dari Wonogiri, angka pernikahan juga melonjak. Kasi Binmas Islam Kantor Kemenag Wonogiri, Noor Syahid, dikutip dari detikcom, mengatakan, bulan biasa, hanya sekitar 200-an pasangan menikah. Namun di Syawal ini bisa mencapai 800-an pasangan. Tersebar di 25 kecamatan.
Sama halnya dengan di Kabupaten Bandung, di Wonogiri pun masyarakat masih memegang teguh penentuan hari baik dan bulan baik untuk melangsungkan pernikahan. Bulan Syawal dianggap sebagai bulan baik. Kondisi ini berlangsung sejak lama dan telah menjadi tradisi.***
Editor: denkur