DARA | HAMILTON – Pasca peristiwa penembakan di dua masjid di Christchurch yang menewaskan 50 muslim, Jumat lalu, geng motor paling ditakuti di Selandia Baru, Mongrel Mob, berjanji akan menjaga Masjid Jamia di Hamilton selama warga Muslim Kiwi menjalankan salat Jumat besok. Penjagaan masjid itu sebagai dukungan terhadap komunitas Muslim. Komitmen itu disampaikan Presiden Mongrel Mob Waikato, Sonny Fatu.
Warga Selandia Baru dari semua kalangan telah mendukung komunitas Muslim lokal mereka sejak serangan teror selama salat Jumat di Masjid Al-Noor dan Masjid Linwood, di Christchurch, pekan lalu. Serangan teroris itu dilakukan Brenton Harrison Tarrant, 28, asal Australia.
Fatu, yang memimpin geng Mongrel Mob terbesar di Selandia Baru, telah menemui komunitas Muslim usai serangan teroris. Geng yang dipimpinnya menjanjikan dukungan damai.
Mongrel Mob bukan bukan satu-satunya geng mendukung komunitas Muslim lokal. Geng King Cobra, Black Power dan cabang Mongrel Mob lainnya juga telah menunjukkan dukungan mereka.
Geng Mongrel Mob di Australia juga berpatroli di sebuah masjid di Sydney sebagai dukungan untuk warga Muslim.
“Kami akan mendukung dan membantu saudara-saudari Muslim kami selama mereka membutuhkan kami,” kata Fatu, dikutip Stuff.co.nz, Rabu (20/3/2019).
“Kami dihubungi oleh seorang perwakilan yang mengontak saya dan mengatakan bahwa beberapa saudara dan saudari Muslim kami merasakan ketakutan pada hari Jumat selama ibadah mereka, dan pertanyaan yang diajukan apakah kami bisa menjadi jaring pengaman agar mereka dapat berdoa di sana, damai tanpa rasa takut,” ujarnya.
“Tentu saja kami akan melakukan itu, tidak ada pertanyaan tentang itu dan kami akan berpakaian dengan benar,” paparnya.
Sebelumnya, anggota geng King Cobra disambut dengan hangat ketika mereka memberikan penghormatan kepada anggota senior masjid Al-Masjid Al-Jamie di Ponsonby pada hari Sabtu, sehari setelah dua masjid di Christchurch menjadi sasaran serangan teroris yang menewaskan 50 jamaah.
Asad Mohsin, anggota komunitas Muslim Waikato, mengatakan bahwa dia menghargai gerakan massa yang mendukung warga Muslim.
“Kami akan menyambut mereka untuk datang ke masjid dan berdoa bersama kami. Mereka adalah bagian dari kami karena kami adalah bagian dari mereka,” katanya.
“Islam itu inklusif, bebas dari penilaian, kami tidak melihat anggota geng, kami melihat mereka. Kami menghargai mereka sebagai manusia dan kami menghargai bahwa mereka juga menghargai kami,” ujarnya.
Fatu menambahkan bahwa ini adalah waktu untuk bersatu. Menurutnya, Islam sering salah diartikan.***
Editor: denkur
Berita ini diambil Sindonews, Kamis (20/3/2019)