Melonjaknya kasus Covid-19 akhir-akhir ini berimbas pada sulitnya rumah sakit mendapatkan pasokan oksigen.
DARA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Eisenhower Sitanggang menyebutkan, berkurangnya pasokan oksigen ke rumah sakit di wilayah kerjanya mencapai 90%. Padahal, dalam kondisi sekarang kebutuhan oksigen bagi pasien yang terpapar Covid-19 meningkat cukup tinggi.
Dalam kondisi normal, biasanya distributor memasok oksigen 100 tabung per hari. “Sekarang hanya dipenuhi 10 tabung hingga 20 per harinya,” ujar Eisen, saat ditemui, Selasa (6/7/2021).
Itupun distributor tidak bisa memastikan jumlah tabung oksigen yang bisa dikirim tiap harinya. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi persoalan tersebut pihaknya akan mengoptimalkan alat pembangkit oksigen atau generator oksigen di RSUD Cikalongwetan.
Alat tersebut kata Eisen, apabila berjalan normal bisa menghasilkan 38-40 tabung dalam waktu 8 jam. Namun saat ini, kondisi alat tersebut dalam keadaan harus diperbaiki. “Butuh waktu semingguan untuk memperbaikinya,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong tiap rumah sakit di KBB agar mencari alat oksigen liquid. KBB akan mendapat bantuan oksigen liquid sebanyak 1 ton dari Provinsi Jawa Barat.
“Kita dorong, rumah sakit untuk mencari alat oksigen liquid yang bisa disewa. Biar kebutuhan oksigen disaat sekarang bisa terpenuhi,” tuturnya lagi.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirut RSUD Cikalongwetan, Yulius Stepanus mengungkapkan, sebanyak 63 bad tambahan untuk merawat pasien Covid-19, hingga kini belum bisa dipergunakan. Karena masih terbatasnya pasokan oksigen.
Sementara bad yang berjumlah 37 buah ini, hingga kini sudah terisi sebanyak 36 bad. “Hampir 90 persennya, sudah terisi. Rencana penambahan ruangan perawatan bagi pasien Covid-19, jadinya terhambat lantaran krisis oksigen,” ujarnya.***
Editor: denkur