Air hujan yang turun oertama saat memasuki musim hujan, berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sekalipun bercampur dengan air biasa, karena dapat menyebabkan vasokonstriksi.
DARA | BANDUNG – Pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtaraharja Kabupaten Bandung, Jawa Barat tak memungkiri, memanfaatkan air hujan sebagai bahan baku air bersih. Tapi, tidak memanfaatkan langsung air hujan yang turun pertama memasuki musim hujan.
“Air hujan yang turun pertama berisiko tinggi bila diminum pada hari itu. Air hujan saat itu mengandung racun, kata Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtaraharja Kabupaten Bandung, Jawa Barat, H. Rudie Kusmayadi BE. M.Si, seusai Sidang Paripurna, Selasa (29/10/2019).
Jadi, menurut dia, perlu pengendapan dahulu sebelum disalurkan kepada pelanggan. Pengendapa dilakukan selama tiga minggu dan memperhatikan sanititasnya.
Ia menambahkan, air hujan yang pertama turun membawa polusi, sehingga berakibat negatif bagi manusia, karena mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. “Setelah pengolahan khusus treatment, kita menyebutnya pretreatment, selama hujan sampai tiga minggu, baru bisa dikatakan layak minum,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, air hujan yang pertama turun mengandung kadar asam cukup tinggi, berasal dari hasil pemuaian polutan kimia pada atmosfer. Bahaya selanjutnya yang cukup mengerikan, menurit dia, adalah vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah).
“Itulah bahayanya air hujan pertama yang bercampur dengan air biasa. Makanya kami tidak bisa menyalurkan secara langsung,” katanya.***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan