“Di sepanjang aliran Sungai Cikeruh sudah banyak tempat pengolahan sampah. Tapi kenapa sampah masih banyak di sungai, ini menjadi PR kita. Apakah masyarakat sudah sadar terkait pengelolaan sampah,” katanya.
DARA – Penggiat Lingkungan asal Rancaekek Kabupaten Bandung Ustadz Nana Mulyana mengaku senang dan bahagia, setelah dirinya mendapatkan penghargaan berupa hadiah umrah dari pejabat pemerintahan Kabupaten Bandung.
Penghargaan yang diraih Ustadz Nana Mulyana ini setelah dirinya fokus pada pengelolaan sampah dan terus mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan. Keseriusan Ustadz Nana Mulyana mengelola sampah ini sejak 2014 lalu hingga sekarang ini.
Ia mendapatkan tiket untuk melaksanakan ibadah umrah itu diungkapkannya di hadapan kader Partai NasDem Kriswandiar pada kesempatan “Bukber Bersama Kang Kriswandiar” di Dapur Euceu Jalan Raya Rancaekek Kabupaten Bandung, Jumat (29/4/2022).
Ustadz Nana Mulyana mendapatkan hadiah umrah itu pada 2019, namun ketika sedang proses pengurusan keberangkatan terkendala pandemi Covid-19, sehingga untuk melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci tertunda.
“Insya Allah, pada bulan Syawal atau setelah Lebaran Idulfitri bisa segera berangkat melaksanakan ibadah Umrah ke Tanah Suci Mekkah. Mohon doanya saja,” ungkap Ustadz Nana Mulyana kepada wartawan saat menghadiri silaturahmi bersama Kriswandiar di Rancaekek, Jumat malam.
Ustadz Nana Mulyana pun mengingatkan dalam pengelolaan sampah, jangan coba-coba usaha untuk mendapatkan keuntungan. Meski demikian, ia terus mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Karena masih banyak masyarakat yang belum sadar memilah sampah.
“Itu menjadi PR kita. Harus mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Supaya masyarakat sadar mengelola sampah, hingga memilah sampah di rumah,” ungkapnya.
Edukasi kepada masyarakat itu, ia menyebutkan, sampah organik yang dihasilkan di rumah tangga masing-masing bisa dimasukkan ke lubang cerdas organik. “Sampah organik bisa digunakan pakan maggot. Kita harus penuh keuletan dan kesabaran dalam pengelolaan sampah,” katanya.
Dikatakannya, masih banyak orang yang menilai sampah itu masih menjadi masalah. “Yang menjadi pertanyaan, apa yang menjadi masalah di sampah itu,” katanya.
Menurutnya, semua pihak harus mengenali sampah. “Yang menjadi permasalahan dalam sampah itu, bagaimana kita mengedukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dari rumah,” ujarnya.
Selama ini, dia menilai, sampah yang dihasilkan rumah tangga itu 60 persen sampah organik, dan 40 persen sampah anorganik.
“Sampah anorganik dipilah, ada yang laku dan tidak laku untuk dijual. Yang laku dijual 90 persen dan tidak laku dijual hanya 10 persen. Jadi residunya hanya 10 persen, dari yang tidak laku dijual itu. Sampah residu bisa dimanfaatkan untuk pembuatan bahan baku paving blok,” katanya.
Ia mengatakan, persoalan sampah bisa menjadi berkah, dan hal itu dirasakan langsung dirinya. Dari keberkakan mengelola sampah pada 2017, Ustadz Nana Mulyana mendapatkan reward dari Bupati Bandung. Kemudian pada 2019, ia mendapatkan hadiah umrah ke Tanah Suci Mekkah dari Bupati Bandung HM Dadang Supriatna.
“Kita harus benar-benar mengelola sampah dengan niat yang tulus,” ujarnya.
Dia pun mengamati masih ada warga yang buang sampah ke sungai, sehingga menjadi salah satu penyebab banjir. Tapi sampah yang ada di aliran Sungai Cikeruh, bukan hanya asal Rancaekek saja, tapi ada sampah yang terbawa hanyut dari hulu sungai itu di kawasan Kabupaten Sumedang.
“Di sepanjang aliran Sungai Cikeruh sudah banyak tempat pengolahan sampah. Tapi kenapa sampah masih banyak di sungai, ini menjadi PR kita. Apakah masyarakat sudah sadar terkait pengelolaan sampah,” katanya.
Ustadz Nana Mulyana pun turut menjadi relawan kebencanaan dan turut membantu program 99 hari kerja Bupati Bandung HM Dadang Supriatna, khususnya dalam pengerukan Sungai Cikeruh.
“Kenapa masih terjadi banjir, karena belum tuntas pengerukannya. Di bagian hulu sudah dikeruk, sementara di bagian hilirnya belum tuntas pengerukannya. Saat ini sedang diusahakan, supaya masyarakat bisa memberikan lahannya untuk memperbesar aliran sungai. Kalau pengerukannya tuntas, insya Allah bisa diminimalisir ancaman banjirnya,” katanya.
Editor : Maji| Wartawan: Trinata