Pegiat Seni Ajak Masyarakat Berekspresi dan Berkolaborasi Melalui Tari

Minggu, 18 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Webinar dengan tema

Webinar dengan tema"Berekspresi dan berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan adalah hak setiap anggota masyarakat” pada Jumat 16 Desember 2022 hingga Minggu 18 Desember 2022.(Foto: Ist)

Salah satu tema yang diangkat dalam webinar tersebut adalah “Tari sebagai media ekspresi dan partisipasi masyarakat”.


DARA| Dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 2022 yang mengusung tema ‘Berkebudayaan, Berkemanusiaan’, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat bersama Rumpun Indonesia menggelar rangkaian webinar dengan tema”Berekspresi dan berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan adalah hak setiap anggota masyarakat” pada Jumat 16 Desember 2022 hingga Minggu 18 Desember 2022.

Salah satu tema yang diangkat dalam webinar tersebut adalah “Tari sebagai media ekspresi dan partisipasi masyarakat”.

Narasumber yang hadir dalam webinar tersebut yakni Keni K Soeriaatmadja dari Sasikirana Koreo Lab, juga hadir Ratna Yulianti dari Semesta Tari.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Febiyani mengatakan, tari bisa menjadi media penyampaian suara yang sifatnya universal, sehingga masyarakat atau kalangan yang tidak bisa menyalurkan hak bersuaranya lewat platform verbal bisa diarahkan ke platform lain seperti tari.

“Saya bukan seniman, tapi ada hal-hal yang tidak bisa disampaikan secara verbal tapi lebih ekpresif bila disampaikan dengan medium lain seperti tari. Mudah-mudahan saya tidak salah, bahwa tari itu bukan hanya milik para penari, tari adalah milik semua orang yang bukan menjadi penari tapi bagaimana tari bisa jadi media komunikasi yang sifatnya konvensional,” ujar Febiyani saat membuka webinar pada Sabtu (17/12/2022).

Dalam paparannya Ratna yang karib disapa Bude Ratna mengungkapkan, melalui Semesta Tari pihaknya ingin membuat ruang ekspresi untuk anak-anak. Karena menurut Ratna, belajar seni itu bukan memaksakan, tapi menumbuhkan potensi dan bakat masing-masing anak.

“Banyak ruang-ruang seni untuk anak-anak khususnya seni tari lebih mengutamakan peniruan. Saya cukup banyak melihat bagaimana anak-anak ini kadang mereka bisa meniru, kadang mereka tidak bisa,” ucapnya.

“Dari situ saya berpikir kita bisa berbuat apa melalui seni tari. Bagaimana memberikan kebebasan berekpresi untuk bergerak secara individual yang orientasinya pada proses. Bagaimana anak itu mengalami bertumbuh setiap harinya. Bukan pada oh make up nya bagus, atau pola lantainya begini begitu,” ujar Ratna memaparkan.

Penari yang lahir di Banyuwangi ini juga mengungkapkan, melalui pembelajaran tari kreatif pendidik bisa mengarahkan potensi dan bakat anak-anak didiknya.

“Bukan hanya belajar menari tapi ada unsur bermain, anak-anak punya kesempatan untuk mengeksplor kemampuannya. Anak-anak juga belajar banyak hal memecahkan masalah, negosiasi dan lainnya. Belajar tari itu harus menyenangkan, bukan mengubah kodrat anak, tapi pendidik bisa mengarahkan bakat atau potensi anak. Mengkonstruksikan pengalamannya yang didapatkan dalam pembelajaran seni tari,” jelas Ratna.

Narasumber lainnya Keni mengungkapkan, seni adalah kendaraan untuk menyeberang batas-batas. Seni adalah medium untuk menyuarakan kesetaraan.

“Visi kami ingin mengaktivasi ruang kolaborasi. Karena seni tari itu tidak sendirian. Kami ingin tari masuk ke dalam jejaring ilmu, intelektual dan social yang bisa mendukung terjadinya kesetaraan akses di masyarakat,” ujar Keni.

Keni menuturkan, di Sasikirana Koreo Lab pihaknya memiliki salah satu program bernama Manifesto yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan.

“Kami punya Manifesto di Sasikirana. Jadi kami percaya bahwa seni adalah kendaraan untuk menyeberang batas-batas. Kami juga percaya bahwa seni menyuarakan kesetaraan dan bahwa kasih sayang adalah bahan bakar untuk kesenian. Kami akan melakukan berbagai macam eksperimen untuk memperkaya pengalaman, yang isinya untuk membuka kesempatan berkoneksi di ekosistem tari dengan berbagai stakeholder, bahwa seni adalah ruang bersama,” ujarnya.

Keni berharap bisa berkontribusi secara aktif untuk menghubungkan seniman dengan masyarakat lebih luas lagi.

“Karena waktu pandemi, kita sadar bahwa seniman ini begitu eksklusif. Sehingga saat pandemi, galeri tutup kita kolaps banget. Dari situ kami menyadari bahwa selama ini belum banyak jembatan yang menghubungkan seniman dengan masyarakat seni itu sendiri,” jelas Keni.

Webinar ini ditujukan bagi siapapun, lintas disiplin, lintas wilayah dengan beragam latar belakang, khususnya generasi muda untuk merefleksikan kerja-kerja seni-budaya yang telah berlangsung selama ini, mengkritisi persoalan-persoalan yang hadir dan bersama membangun ruang ekspresi yang sehat, inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Harapannya, rekomendasi dari webinar ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah baik di tingkat nasional/ provinsi/ kabupaten- kota/desa, perguruan tinggi, sektor swasta, media maupun komunitas untuk menjadikannya agenda kerja bersama.

Editor: Maji

Berita Terkait

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi
Meski Dikalahkan Vietnam, Erick Thohir Memuji Mental Pemain Muda Indonesia
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Pekan Kebudayaan Jawa Barat, Harmoni Keberagaman Warisan Leluhur
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 17:13 WIB

Diduga Gelapkan Dana Desa, Mantan Sekdes di Sukabumi Diciduk Polisi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:36 WIB

Pelantikan 11 Bupati dan Walikota di Jabar Berpotensi Mundur, Ini Penyebabnya

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB