Terjerat bank emok seorang perempuan terpaksa menjual kehormatannya. Rumah tangganya pun akhirnya berantakan. Inilah yang membuat prihatin seorang pegiat sosial asal Paseh Kabupaten Bandung, Dede.
DARA – “Saya mendengar ada warga yang menjual diri setelah tak mampu mengembalikan pinjaman dari bank emok. Itu yang membuat kita prihatin. Ini harus ada solusi, jangan sampai persoalan ini kembali terjadi karena merusak moral,” kata Dede kepada wartawan di Kecamatan Paseh, Rabu (1/6/2022).
Keprihatinan itu semakin bertambah, lanjut Dede, ketika korban pinjaman bank emok itu rumah tangganya berantakan karena dipicu adanya hubungan gelap atau perselingkuhan di antara pasangan suami istri.
“Korban (perempuan yang terjerat bank emok) diceraikan suaminya karena ketahuan telah menjual diri kepada pria hidung belang dengan dalih untuk membayar cicilan ke bank emok. Itu yang membuat kita tak habis pikir, kenapa sampai menjual diri karena persoalan utang piutang. Apa tidak ada cara lain yang lebih terhormat?” katanya, Rabu (1/6/2022).
Menurut Dede, kuat dugaan saat korban menjual diri ke pria hidung belang itu karena saat pinjam uang ke bank emok tanpa diketahui oleh suaminya. Akhirnya, korban dituntut untuk membayar cicilan ke bank emok.
“Mungkin saja korban tidak terus terang atau terbuka terhadap suaminya saat pinjam uang ke bank emok. Inilah pentingnya ada kejujuran diantara pasangan suami istri supaya dapat memecahkan persoalan dan ada solusi terbaik,” tuturnya.
Dede juga mengatakan, kehadiran bank emok menimbulkan pro kontra di masyarakat. Bagi yang pro, katanya uang pinjaman itu dapat digunakan untuk modal usaha, sehingga membantu warga sekitar. Namun, bagi yang kontra, minjam ke bank emok bisa “mencekik leher” dan mengakibatkan hidup tidak tenang karena dituntut untuk terus membayar cicilan.
Dede sempat mencegah operasional bank emok di kampung halamannya karena untuk sebagian warga dinilai meresahkan.
“Alhamdulillah sempat tak ada bank emok masuk di kampung saya. Mungkin satu atau dua orang yang kucing-kucingan ada saja, karena warga dituntut persoalan ekonomi. Kabarnya warga pinjam uang ke bank emok itu mudah, namun tidak lama setelah pinjam harus bayar. Kalau telat bayar sampai diburu ke rumah peminjam,” katanya.
Dede mengatakan, yang membuat banyak warga yang terjerat bank emok itu ada diantara warga yang pinjam uang ke lima koperasi. “Akhirnya warga itu tutup lobang gali lobang untuk menutupi utangnya ke bank emok yang mengatasnamakan koperasi,” katanya.
Sementara itu, Neng Euis (bukan nama sebenarnya), menyebutkan, ada salah seorang tetangganya menjadi korban bank emok.
“Dikabarkan korban nekat menjual diri setelah suaminya pergi ke Bandung. Suatu ketika suaminya memergoki istrinya sedang begituan di rumah. Mungkin saja saat ketahuan suaminya korban sudah beberapa kali berbuat begituan. Setelah ditelusuri korban terjerat bank emok dan nekat berbuat yang semestinya tidak dilakukan. Menjual diri dengan dalih apapun itu bagian doa besar,” ungkapnya.
“Harus terbuka, jangan sampai istri tak jujur kepada suaminya saat pinjam uang ke bank emok,” katanya.
Seorang pemuda di Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung sempat mencegah bank emok masuk ke kampungnya. Bahkan, ada di antara warga yang memasang tulisan: “Bank Emok Dilarang Masuk”.
“Begitu ada orang yang ditenggarai dari bank emok langsung disuruh pergi. Soalnya, operasional bank emok sangat meresahkan,” katanya.
Editor: denkur