“Mengingat di lokasi itu masih jadi titik rawan luapan air Sungai Cisunggalah, yang harus segera ada penanganan dalam upaya meminimalisir ancaman banjir,” ujarnya.
DARA – Camat Solokanjeruk H. Rachmat melalui Kasi Pembangunan Cucu Munajat mengungkapkan ada rencana tindaklanjuti pembangunan tembok penahan luapan air di bantaran Sungai Cisunggalah di Desa Panyadap RW 03 dan RW 17 Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung.
“Namun kapan pengerjaannya, kita belum tahu pasti. Kita berharap pengerjaannya disegerakan, mengingat tanggul aliran Sungai Cisunggalah rawan jebol. Apalagi saat ini masih banyak curah hujan,” kata Cucu kepada wartawan di ruang kerjanya di Kecamatan Solokanjeruk, Selasa (7/6/2022).
Cucu mengatakan, pengerjaan pembangunan tembok penahan luapan air Sungai Cisunggalah itu, dikabarkan dianggarkan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Bandung.
“Pengerjaan tembok penahan luapan air itu sepanjang kurang lebih 100 meter. Pengerjaannya pun tindaklanjut dari pembangunan tembok penahan luapan air sebelumnya, yang sudah lebih awal dibangun. Jadi rencana pembangunan tembok penahan luapan air itu melanjutkan dari pengerjaan sebelumnya,” tuturnya.
Cucu mengatakan, pengerjaan tembok penahan luapan air itu merupakan atensi dari Bupati Bandung HM Dadang Supriatna yang sudah beberapa kali meninjau aliran Sungai Cisunggalah yang rawan jebol akibat derasnya aliran sungai tersebut.
“Ini sebagai bentuk perhatian Pak Bupati Bandung dalam menanggulangi tanggul Sungai Cisunggalah yang rawan jebol. Sebelumnya, tanggul sungai itu sudah beberapa kali jebol dan menyebabkan rumah warga terdampak banjir,” katanya.
Cucu berharap setelah pembangunan tembok penahan luapan air sungai itu rampung dikerjakan, pemerintah terkait untuk melanjutkan pekerjaan pembangunannya ke titik lokasi lainnya di RW 18 Desa Panyadap.
“Mengingat di lokasi itu masih jadi titik rawan luapan air Sungai Cisunggalah, yang harus segera ada penanganan dalam upaya meminimalisir ancaman banjir,” ujarnya.
Ia juga berharap untuk memperlancar aliran air Sungai Cisunggalah itu, harus ada tindaklanjut penataan jembatan yang ada di atas aliran sungai itu.
“Banyaknya jembatan di atas aliran sungai itu menghambat aliran air. Apalagi dengan jembatan yang rendah, banyak sampah yang terbawa hanyut aliran air nyangkut di jembatan tersebut. Akibatnya aliran air sungai meluap dan menggenangi rumah warga,” tuturnya.
Untuk meminimalisir ancaman banjir itu, Cucu menyebutkan bahwa sejumlah jembatan penyebrangan yang ada di atas Sungai Cisunggalah ditinggikan. “Supaya tidak menghambat aliran air sungai. Selain itu untuk memberikan rasa nyaman kepada masyarakat sekitar. Jadi meninggikan jembatan penyebrangan bisa menjadi solusi untuk mengurangi ancaman banjir,” katanya.
Menurutnya, untuk membahas hal itu, pemerintah desa setempat bisa mengajak atau mengundang warga yang sebelumnya membangun jembatan penyebrangan tersebut.
“Pemerintah desa setempat bisa mengajak warga setempat untuk bermusyawarah dalam upaya memecahkan masalah dan mencari solusi terbaik dalam upaya meminimalisir ancaman banjir yang disebabkan luapan Sungai Cisunggalah,” pungkasnya.
Editor: Maji