Pembelajaran Tatap Muka di Kota Bandung, Begini Penjelasan Oded

Sabtu, 10 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi sekolah (Foto: Pikiran Rakyat)

Ilustrasi sekolah (Foto: Pikiran Rakyat)

Pembelajaran tatap muka (PTM) harus jadi perhatian instansi terkait. Oded M Danial selaku Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Kota Bandung mendorong langkah itu.


DARA – Menurut Oded yang juga Wali Kota Bandung, meski imbauan pemerintah pusat baru dimulai Juli 2021, namun sejak April ini pihaknya akan mengakselerasi segala persiapan PTM.

Sebagai langkah awal, lanjut Oded, 7 April 2021 lalu telah digelar diskusi secara virtual dengan para pemangku kepentingan pendidikan di Kota Bandung.

“Telah terjadi kesepakatan, PTM ini dapat dilaksanakan dengan beberapa stakeholder pendidikan. Ada perwakilan Komisi D DPRD, pengurus PGRI, AKSI, FAGI, dan lain-lain. Hadir juga ada prwakilan orang tua siswa,” ujar Oded, di Balai Kota Bandung, Jumat (9/4/2021).

Oded pun menginstruksikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung untuk mengakselerasi vaksinasi guna menunjang PTM, yakni dengan memprioritaskan penyuntikan vaksin bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK).

Meski wewenang pihaknya terbatas atau hanya berada di tingkat SD dan SMP, Oded tetap meminta agar semua PTK yang ada di Kota Bandung bisa diakomodir tanpa terkecuali yang berasal dari kedinasan kementerian agama.

Saat ini, di Kota Bandung tercatat sekitar 2.200 PTK yang sudah menjalani penyuntikan vaksin. Total target sasaran untuk PTK seluruh jenjang di Kota Bandung adalah 35.904 orang.

“Sasaran vaksin PTK ini pada jenjang SD, SMP, SMA, RA, MI, MTS, MA atau MAK yang berlokasi di Kota Bandung. Sumber data Dinas Pendidikan memiliki sasaran sebesar 33.886, dan data dari Kementerian Agama sebanyak 2.018,” ujarnya.

Guna mengakselerasi vaksinasi bagi PTK ini, Oded sudah merancang agar penyuntikan didesentralisasikan ke tiap kecamatan. Nantinya, per kecamatan ikut mengoordinasikan vaksinasi bagi sekitar 500 PTK.

“Target vaksinasi akan diupayakan selesai pada Mei. Vaksinasi PTK ini secara serentak akan dilaksanakan di 30 kecamatan,” katanya.

Disamping persiapan yang matang, imbuh Oded, kriteria pelaksanaan PTM di Kota Bandung akan diseleksi secara ketat. Utamanya terkait kesiapan sarana dan prasana penunjang protokol kesehatan.

Apabila sudah menyiapkan daftar periksa, pihak sekolah harus mengajukan kepada Satgas Penanganan Covid-19 untuk selanjutnya mengawasi, simulasi dan evaluasi. Apabila hasilnya memenuhi standar kelayakan, maka pelaksanaan PTM bisa dimulai setelah mengantongi rekomendasi dari Satgas.

“Kita tetap butuh kesiapan. Jangan sampai ada klaster baru. Jadi tetap tergantung kesiapan mereka (sekolah). Nanti Satgas akan berkeliling melihat kesiapannya ke sekolah,” ujarnya.

Oded mengimbau, setiap satuan pendidikan membuat Satgas Penanganan Covid-19 dan membatasi kegiatan hanya untuk pembelajaran di kelas. Sementara ekstrakulikuler dan kegiatan lainnya di luar pembelajaran masih belum diperbolehkan.

Tak hanya itu, dirinya juga meminta agar kantin sekolah tetap ditutup untuk sementara waktu. Sehingga siswa diimbau membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Para siswa juga diimbau membawa peralatan sekolah dan keperluan ibadah dari rumah.

Oded menekankan, sekolah harus rutin mengecek suhu tubuh para siswa, dan menanyakan kondisi kesehatannya guna memonitor adanya keluhan.

“Bila ada gejala atau ada anggota keluarga bergejala tidak diperkenankan masuk area sekolah. Sebelum pulang, pastikan semua anggota di sekolah tidak ada keluhan,” katanya.

Oded juga menyatakan bagi para orang tua siswa diberi keleluasaan untuk memilih keikutsertaan anaknya pada PTM. Jika masih khawatir, orang tua dipersilahkan tetap mengikutsertakan anaknya melalui metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Kita akan berikan kewenangan kepada orang tua apakah PTM atau jarak jauh? Kita berikan kesempatan kepada orang tua murid kalau ada yang belum setuju persilahkan, tapi mereka ikut daring,” sambungnya.

Kendati semua orang tua setuju ikut PTM, namun pada pelaksanaannya akan dibagi penjadwalannya diatur secara bergiliran. Sistem pembelajaran PTM terbatas, diutarakan Oded, akan dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh.

“Maksimum selama tiga jam dengan dua mata pelajaran. Kapasitas kelas juga antara 30-50 persen dengan jarak antar bangku sekitar 1,5 meter,” pungkasnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

FGD KKRA RA Menuju Lembaga Pendidikan yang Profesional
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi Ikuti Abdidaya di Bali
Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan Hebat, Kedepankan Rasa Sayang Saat Mengajar
IMDE Teken MoU dengan Perdibrofi, Majukan Industri Broadcasting dan Film
Amazon Kembangkan Think Big Space di Jabar, SMKN 1 Karawang Jadi Yang Pertama di Asia Tenggara
Yayasan Bakti Barito dan STiR Education Berkolaborasi Tingkatkan Kualitas Pelatihan Guru di Kabupaten Garut
Universitas Paramadina Kembali Menjadi Mitra Kegiatan Science Film Festival 2024
Ada Dubes RI Untuk Slovakia di Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru USB
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 22:29 WIB

FGD KKRA RA Menuju Lembaga Pendidikan yang Profesional

Selasa, 5 November 2024 - 11:44 WIB

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi Ikuti Abdidaya di Bali

Senin, 4 November 2024 - 19:53 WIB

Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan Hebat, Kedepankan Rasa Sayang Saat Mengajar

Kamis, 31 Oktober 2024 - 21:08 WIB

IMDE Teken MoU dengan Perdibrofi, Majukan Industri Broadcasting dan Film

Kamis, 24 Oktober 2024 - 15:51 WIB

Amazon Kembangkan Think Big Space di Jabar, SMKN 1 Karawang Jadi Yang Pertama di Asia Tenggara

Berita Terbaru