Pemerintah Kabupaten Bandung Barat hingga kini belum mengalokasikan anggaran pembangunan Jembatan Gantung Kampung Dukuh, perbatasan Desa Bunijaya dan Cibeduk Kecamatan Rongga.
DARA – Sesuai kesepakatan dengan PT PLN (Persero), pembangunan jembatan eks peninggalan zaman kolonial Belanda ini biayanya dari Corporate Social Responaibility (CSR) Proyek PLTA Upper Cisokan.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas PUPR KBB, Aan Sopian mengungkapkan, anggaran pembangunan jembatan yang kini nyaris ambruk tersebut bagian dari perjanjian PLN atas pembangunan mega proyek Upper Cisokan.
“Karena sudah termasuk dalam perjanjian itu, maka Pemda KBB tidak menganggarkan perbaikan jembatan ini,” ujarnya, Senin (29/3/2021).
Sayangnya hingga kini, pembangunannnya belum terealisasi juga. Padahal, PLT telah membuat rencana anggaran dan biaya (RAB) pembangunan jembatan yang menjadi akses warga setempat.
Selain, jembatan gantung Kampung Dukuh, jembatan pembangunan Montaya yang menghubungkan antara Desa Sirnajaya dan Gununghalu Kecamatan Gununghalu, termasuk yang dijanjikan PT PLN.
Sedangkan Jembatan Tajim, yang menghubungkan Kecamatan Sindangkerta dan Gununghalu, anggarannya dialokasikan dari dana pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Jembatan dengan panjang 21,5 m x 6 m tersebut bisa terealisasi seiring dengan pembangunan jalan wilayah selatan.
“Untuk pembangunan jalan hasil pinjaman dari PT SMI ini, kemungkinan besok mulai dilelangkan. Jadi kalau jalan akses ke selatan dibangun, ya jembatan itupun pasti dibangun,” tegas Aan.
Sebelumnya, warga di sekitar jembatan Kampung Dukuh mengeluhkan kondisi fisik jembatan itu yang nyaris roboh.
Sejak dibangun pada zaman Belanda, jembatan yang menjadi akses satu-satunya di daerah ini tidak pernah mendapat perbaikan.
Begitu juga dengan Jembatan Montaya, tidak tersentuh perbaikan. Kesal dengan diacuhkan pemerintah, warga setempat rereongan membangunnya.***
Editor: denkur