Penyuluh Informasi Publik (PIP) diajak menyebarkan pesan anti golput dan anti hoaks sertakampanye hitam (black campaign) dalam Pemilu 2024.
DARA | Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong mengatakan, jika pesan itu dilaksanakan Indonesia jadi top demokrasi. Pasalnya, ukuran demokrasi maju itu adalah tingkat partisipasi politik tinggi.
Usman mengatakan itu dalam acara seminar Optimasilasi Peran PIP dalam Sosialisasi Pemilihan Serentak 2024 “Anti Golput? Yuk Bisa Yuk” yang digelar secara luring dan daring dari Bandung, Provinsi Jawa Barat, Selasa (30/5/2023).
Usman juga menuturkan, proses komunikasi tatap muka masih diperlukan dalam menyampaikan informasi terkait Pemilu 2024, baik partai politik dan calon anggota legislatif (caleg) dan bahkan calon presiden (capres) khususnya di wilayah yang terpencil (remote).
Pasalnya, penyebaran infromasi melalui komunikasi tatap muka dianggap lebih efektif untuk mengetahui respon masyarakat di wilayah terpencil yang sulit menjangkau teknologi media komunikasi seperti televisi dan internet.
“Tidak semua proses komunikasi bisa dilakukan melalui media, baik media baru maupun media tradisional. Ada komunikasi yang justeru lebih efektif dilakukan melalui tatap muka. Karena bila melalui tatap muka kita bisa mengetahui respon orang yang kita ajak berkomunikasi,” tutur Usman, seperti dikutip dari Infopublik, Selasa (30/5/2023).
Agar bisa mengajak masyarakat berpertisipasi memilih dan menghindari golput, lanjut Dirjen Usman, maka para PIP harus menguasai konten ataupun informasi berbagai hal mengenai Pemilu Serentak 2024.
Tujuannya agar PIP bisa menjawab berbagai pertanyaan ketika melakukan proses penyebaran informasi mengenai Pemilu Serentak dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi memilih melalui tatap muka.
“Penyuluh Informasi Publik itu adalah ujung tombak dalam mengkomunikasikan pesan-pesan Pemilu kepada masyarakat secara langsung tanpa media, karena itu perlu memahami konten apa, substansi yang akan kita komunikasikan,” kata Usman.
Usman menekankan agar PIP bisa mengajak masyarakat kritis dalam menerima informasi terkait Pemilu atau politik, khususnya yang beredar di media sosial untuk mengantisipasi penyebaran hoaks maupun kampanye hitam yang mulai marak beredar akhir-akhir ini, yang menyerang para caleg, capres, bahkan partai politik peserta pemilu.
“Jadi kalau kita lihat, pesan utamanya mengajak orang untuk memilih dalam Pemilu Legislatif, apalagi Pemilu Presiden (2024). Jadi peran Ibu Bapak (PIP) sekalian ini sangat strategis dalam memajukan demokrasi di Indonesia, lewat tadi pesan antigolput dan antihoaks,” ujarnya.
Editor: denkur | Sumber: Infopublik