Pemilu, Mengerikan

Jumat, 26 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KISRUH Pemilu 2019 terus bergulir. Ada dua fenomena yang hingga kini sedang jadi sorotan yaitu soal perolehan suara dan banyaknya petugas KPPS, Panwas dan polisi yang meninggal dunia. Suasana panas pun masih terasa hingga saat ini.

Hasil quick count sejumlah lembaga survey dan juga hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih dalam perdebatan. Kubu 02 lebih percaya hasil real count intern yang menyebutkan kemenangan ada di tangan Prabowo-Sandi. Sedangkan quick count lembaga survey justru menyatakan kemenangan ada di Jokowi-Ma’ruf. Semantara itu, hasil real count KPU masih terus berlanjut. Angka sementara menunjukan pasangan 01 di atas angin.

Lepas dari persoalan perolehan suara, sisi lain Pemilu 2019 diwarnai tewasnya ratusan anggota KPPS, Panwas dan juga polisi. Hingga artikel ini ditulis, angka jumlah petugas KPPS yang meninggal mencapai 230 orang, anggota Panwas 55 orang dan polisi 15 orang. Ratusan lain jatuh sakit.

Menurut menelusuran, penyebab meninggalnya petugas pemilu itu karena kelelahan setelah sehari semalam mereka melaksanakan tugasnya. Fenomena ini jadi bahan evaluasi betapa mengerikannya perhelatan politik tanah air periode ini. Kenapa harus menumbalkan nyawa orang?

Sikap pemerintah hingga kini masih sebatas memikirkan santunan kepada korban yang meninggal dengan uang sebesar Rp36 juta. Untuk yang sakit Rp15 juta. Teknisnya masih digojlog menteri keuangan dan KPU.

Muncul penilaian dari sejumlah pihak, Pemilu 2019 adalah pemuli paling mengerikan. Ada juga yang mengatakan pemilu paling kacow. Pasalnya, disamping dua fenomena di atas, menyeruak juga soal kecurangan-kecurangan yang terjadi, meski masalah itu masih debatebel.

Kita tentu berharap, akhir dari pesta demokrasi yang menentukan nasib bangsa ini berujung dengan ending yang manis, tanpa pertikaian, tanpa perpecahan. Semuanya kembali bersatu saling menghormati keputusan apapun.

Tentu tidak mudah. Butuh kesadaran kedua kubu dan semua pihak. Kita juga berharap pemilu tidak malah menimbulkan suasana kacow di negara ini. People power yang sempat dideungungkan kubu 02 semoga saja tidak terjadi. Namun, yang jelas, Pemilu 2019 akan berujung di pengadilan, karena gugatan hukum akan melucur dari sejumlah pihak. Efek dari itu, suasana chaos akan terjadi. Kuncinya adalah kesiapan aparat penegak hukum dalam mengantisipasi terjadinya kekacoan itu.

Semua pihak hendaknya menahan diri. Sengketa Pemilu lumrah terjadi dalam politik. Namun, diharapkan tidak berbuntut pada perpecahan. Rakyat berharap Indonesia kembali damai.***

Berita Terkait

PROSPEK GAZA Kernyit Dahi, dan Kukuhnya Hamas
“BEYOND OF ERA” Trump, dari Kennedy hingga Palestina
Catatan Dewan Pers : Tentang Tantangan Berat Pers di Masa Mendatang
Catatan Akhir Tahun: Strategi Industri Kunci Sukses Pertumbuhan 8 persen
DUA DEKADE TSUNAMI Majulah Terus Aceh!
GEOPOLITIK TIMUR TENGAH Resonansi Turki Cemaskan Teluk
DINASTI POLITIK Antara Assad dan Gemayel: Antara Bassil dan Bashir
TRANSFORMASI SURIAH Al-Jolani Tanggalkan Jejak Al-Qaeda
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Januari 2025 - 11:25 WIB

PROSPEK GAZA Kernyit Dahi, dan Kukuhnya Hamas

Sabtu, 25 Januari 2025 - 09:22 WIB

“BEYOND OF ERA” Trump, dari Kennedy hingga Palestina

Selasa, 31 Desember 2024 - 19:17 WIB

Catatan Dewan Pers : Tentang Tantangan Berat Pers di Masa Mendatang

Senin, 30 Desember 2024 - 12:37 WIB

Catatan Akhir Tahun: Strategi Industri Kunci Sukses Pertumbuhan 8 persen

Selasa, 24 Desember 2024 - 07:39 WIB

DUA DEKADE TSUNAMI Majulah Terus Aceh!

Berita Terbaru