Pemkab Bandung Barat akan melakukan intervensi terhadap harga beras yang saat ini makin meroket.
DARA | Harga beras di pasar bahkan menembus angka Rp18.000/ kg, sekaligus merupakan sejarah dengan harga tertinggi.
Intervensi Pemkab Bandung Barat dengan mensubsidi beras berkualitas medium menjadi harga Rp10.900/ kg ke pembeli.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) KBB Ricky Riyadi mengatakan, sesuai dengan instruksi Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, agar Pemkab berupaya menekan harga beras dengan intervensi di pasar tradisional yang dikelola Pemda setempat.
Intervensi yang dilakukan sebelumnya bekerja sama dengan Bulog, cukup berhasil dengan mensubsidi melalui pedagang pasar tersebut.
Kali ini Pemkab Bandung Barat, menggandeng Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) dengan ketersediaan beras sebanyak 400 ton.
“Alhamdulillah, kita bisa nembus ke Inkoppas. Rencananya Inkoppas mulai minggu depan akan mendrop beras kebutuhan KBB sebesar 400 ton/bulan,” tutur Ricky, saat dihubungi Sabtu (24/2/2024).
Bantuan beras dari Inkoppas tersebut akan disalurkan kepada 150 pedagang di pasar tradisional yang dikelola Pemkab Bandung Barat dan beberapa pasar desa.
“Untuk menghadapi keluhan yang sudah sangat mendesak dari masyarakat, hari ini (24/2/2024), akan didrop dulu sebesar 10 ton khusus untuk pedagang di Pasar Tagog Padalarang,” ujarnya.
Menurut Ricky, kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di KBB saja. Namun, hampir seluruh kabupaten/kota saat ini mengeluhkan hal yang sama.
Dalam kondisi normal, harga beras medium sekitar Rp11.000, kemudian naik jadi Rp13.000-14.000. Sekarang mala melonjak, harganya tembus hingga Rp16.000-17.000, bahkan ada yang Rp18.000.
Ia menuturkan, Pj Bupati Bandung Barat sangat respon terhadap keluhan dari masyarakat salah satunya terkait melonjaknya harga beras tersebut.
Berkat arahan langsung dari Arsan Latif lanjut Ricky, Disperindag KBB bisa mendapat bantuan beras dengan kuota yang lebih banyak dibanding sebelumnya.
Sebelumnya, intervensi yang dilakukan Pemkab Bandung Barat untuk menekan harga beras dengan mensubsidi harga ke pedagang Pasar Tradisional di bawah naungan Disperindag KBB.
Masing-masing pedagang mendapat subsidi beras dari Bulog sebanyak 1 ton/bulan. Namun karena stok beras di PT Bulog telah menipis, bantuan beras dari sana berhenti sementara.
“Kemarin kan satu pedagang mendapat subsidi 1 ton/bulan, Kalau sekarang pedagang 2 ton/bulan. Dan kemarin kan hanya ke pasar tradisional, kalau sekarang pedagang beras di beberapa pasar desa juga mendapat,” tuturnya.
Editor: denkur | Keterangan gambar: Pedagang beras di Pasar Batujajar (Foto: Ist)