“Jadi teman-teman di industri tekstil persarungan ini yang memang harus kita bantu dorong agar bangkit lagi,” kata Popi Hopipah.
DARA | BANDUNG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, siap mendorong para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk bangkit kembali di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal.
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah menjelaskan bahwa di masa AKB ini yang terberat adalah mencarikan pasar untuk para pelaku IKM yang memang sangat terpuruk selama pandemi Covid-19. Contohnya untuk industri sarung Majalaya yang saat ini memang tengah lesu, karena ketika para pelaku IKM lain bisa beralih produksi ke APD, industri tekstil sarung justru tidak beralih.
Selama ini, kata Popi, pemasaran sarung Majalaya adalah ke Pasar Tanah Abang Jakarta. Namun karena saat ini stok produksi sarung sangat banyak, maka Pemerintah memang harus sangat berperan dalam mencarikan pasar baru untuk mereka.
“Jadi teman-teman di industri tekstil persarungan ini yang memang harus kita bantu dorong agar bangkit lagi,” kata Popi saat ditemui kepada dara.co.id di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (17/6/2020).
Selain pemasaran lokal dalam negeri, menurut Popi, industri sarung sebetulnya sudah berkoordinasi dengan pemasaran di luar negeri seperti ke Myanmar. Hanya saja memang belum berjalan lancar karena ada beberapa kendala.
Popi memaparkan bahwa salah satu langkah untuk mendongkrak perindustrian sarung tersebut adalah dengan membuka dan mengintensifkan kembali perdagangan antar pulau dan antar provinsi yang sebelumnya memang sudah terjalin.
“Untuk bahan baku industri mayoritas memang menggunakan bahan baku import dan selama pandemi memang terjadi banyak kesulitan untuk mendapatkannya. Namun khusus untuk sarung, mereka justru memiliki banyak stok sehingga produksi terus berlangsung, sementara yang sangat sulit adalah untuk memasarkannya,” ujarnya.
Selain pemasaran, Popi mengatakan bahwa pihaknya juga siap membantu memberikan rekomendasi untuk permodalan ke bank selama para pelaku usaha memiliki agunan. Namun untuk yang tidak memiliki agunan pun, saat ini di beberapa bank sudah ada kredit ringan tanpa agunan yang bisa diakses oleh para pelaku usaha, “Kami siap bantu jangan sampai mereka jatuh ke dalam pusaran bank emok dan sejenisnya,” ucapnya.
Popi berharap situasi perekonomian akan segera membaik seiring sudah dibukanya kembali beberapa akses untuk pemasaran perindustrian. Apalagi di Kabupaten Bandung sudah bisa memproduksi APD yang sesuai standar internasional sehingga pemerintah tidak perlu lagi mengimport APD.
“Ini merupakan angin segar bagi kita semua, semoga situasinya akan semakin membaik,” harapnya.***
Editor: Muhammad Zein