Status siaga bencana di Kabupaten Bandung segera ditingkatkan. Salah satu langkah penanganan, berkoordinasi dengan BNPB rencana pemadaman dengan menggunakan water boombing helikopter.
DARA | BANDUNG – Pemkab Bandung, Jawa Barat segera menetapkan peningkatan status siaga menjadi tanggap darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) bersama perangkat daerah terkait dan pihak lainnya. Rakor yang dipimpin Bupati Bandung ini berlangsung di rumah jabatan bupati, Soreang, Selasa (8/10/2019).
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, H. Akhmad Djohara, M.Si, mengatakan, materi yang dibahas yakni penetapan peningkatan status siaga darurat bencana kekeringan menjadi tanggap darurat bencana kekeringan berupa krisis air bersih dan karhutla di Kabupaten Bandung. Hasil rakor, peningkatan status tersebut ditetapkan selama tujuh hari, terhitung sejak tanggal 7 hingga 14 Oktober 2019.
Selain itu, dibahas pula upaya dan langkah-langkah penanganan karhutla di dua titik terparah yakni Gunung Malabar dan Kawasan Wisata Kawah Putih (Gunung Patuha). Salah satu langkah penangan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BNPB mengenai rencana pemadaman dengan menggunakan water boombing helikopter.
“Sedangkan hari ini, kita tengah berkoordinasi soal koordinat pengisian air bahan baku dan koordinat titik pemadaman, supaya mematangkan persiapan,” ujarnya.
Dia menyebutkan pula dari 22 titik karhutla yang terlaporkan, pada dua titik terparah petugas dari BPBD, relawan, dan perangkat kewilayahan meningkatkan patrol gabungan untuk pengendalian karhutla secara rutin. “Penambahan personel, peralatan hingga pengaktifan relawan-relawan dalam memantau kondisi di lapangan terus kami lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, menyebutkan, peningkatan status siaga menjadi tanggap darurat tersebut merupakan upaya penanganan darurat dan pengendalian ancaman bencana kekeringan yang terjadi. Terkait hal itu, ia meminta agar kebutuhan penanganan darurat bencana dan rencana operasi tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla dilakukan dengan sinergis dan semuanya bisa bergerak dalam satu komando.
Besok, lanjut dia, akan rapat teknis dengan BNPB mengenai beberapa titik koordinat. “Secara teknis besok akan dikoordinasikan juga dengan Perhutani mengenai titik koordinat potensi air, titik pendaratan, dan titik-titik pemadaman. Kalau untuk karhutla Gunung Malabar, sumber airnya kita ambil dari Situ Cileunca, sedangkan karhutla Kawah Putih airnya dari Situ Patengang.”
Bupati juga menuturkan, dalam penanganan karhutla di dua titik terparah, ada beberapa pihak dan relawan yang bekerja. Untuk itu, dia menginstruksikan dinas kesehatan agar membuka posko kesehatan sebagai antisipasi bagi personil yang terpapar asap.***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan