Penyandang disabilitas dapat mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi lebih aktif di tengah masyarakat.
DARA| Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon berkomitmen menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas.
Melalui kolaborasi dengan Forum Komunikasi Disabilitas Cirebon (FKDC), Pemkab Cirebon meluncurkan program ambisius Desa Ramah Disabilitas. Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat difabel dengan memberikan kesempatan yang setara dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Program ini menjadi langkah konkret mendorong kesetaraan, di mana penyandang disabilitas dapat mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi lebih aktif di tengah masyarakat.
Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, menegaskan Pemkab Cirebon akan terus mendukung penciptaan desa yang ramah bagi penyandang disabilitas, yang tidak hanya menyediakan aksesibilitas, tetapi juga peluang pemberdayaan ekonomi.
“Kami berharap kehadiran FKDC dapat memperkuat peran serta teman-teman disabilitas dalam berbagai sektor. Program ini menjadi wadah untuk mereka mengekspresikan kemampuan dan berperan aktif dalam pembangunan,” ujar Wahyu dalam peluncuran program.
Tiga Kecamatan Jadi Pionir Program Inklusi, Inisiatif ini sudah mulai diterapkan di tiga kecamatan, yaitu Lemahabang, Greged, dan Astanajapura, yang masing-masing memiliki desa percontohan sebagai model desa ramah disabilitas. Di ketiga kecamatan tersebut, tujuh desa secara aktif menerima pendampingan intensif dari FKDC, yang mencakup pelatihan keterampilan, pemberdayaan ekonomi, dan penyuluhan kepada keluarga serta masyarakat agar lebih inklusif terhadap penyandang disabilitas.
“Pendampingan yang diberikan mencakup berbagai aspek, dari pelatihan keterampilan praktis hingga program pemberdayaan ekonomi. Kami juga melibatkan masyarakat untuk lebih terbuka dan menerima keberadaan teman-teman disabilitas,” ungkap Wahyu.
Sinergi Pemkab dan FKDC untuk Pemberdayaan Maksimal
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Indra Firtirani, menyampaikan bahwa kolaborasi antara Pemkab Cirebon dan FKDC adalah langkah nyata dalam memberdayakan penyandang disabilitas. Diharapkan, program ini dapat membantu mereka untuk lebih mandiri dan berdaya di tengah masyarakat. Indra juga menekankan pentingnya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan agar para difabel dapat lebih percaya diri dan berperan aktif dalam kehidupan sosial.
“Program ini bukan hanya soal pemberdayaan keterampilan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri dan menjalin koneksi sosial yang kuat. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, kami percaya bahwa penyandang disabilitas akan lebih siap untuk berdikari dan memberikan kontribusi positif bagi desanya,” ujar Indra.
Data Akurat untuk Program yang Tepat Sasaran
Selain pelatihan, FKDC juga mendorong pemerintah desa untuk melakukan pendataan menyeluruh terhadap penyandang disabilitas yang ada di wilayah mereka. Pendataan yang akurat akan menjadi dasar untuk merancang program-program pemberdayaan yang lebih efektif dan terarah, serta memastikan bahwa setiap individu mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Dengan data yang akurat, kita bisa memberikan bantuan yang lebih tepat, baik itu dalam bentuk pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, maupun dukungan finansial untuk memulai usaha mandiri,” tambah Indra.
Program Desa Ramah Disabilitas ini diharapkan menjadi terobosan baru dalam menciptakan Indonesia yang lebih inklusif, di mana semua warga negara, tanpa terkecuali, dapat merasakan peluang yang setara dan ikut berperan serta dalam pembangunan. Dengan semangat gotong royong, masyarakat difabel dapat mewujudkan potensi terbaik mereka dan berkontribusi untuk kemajuan daerah dan bangsa.
Editor: Maji