Pemprov Jabar Anggarkan Rp3 Miliar untuk Lindungi Pusat Data

Selasa, 2 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan anggaran sekitar Rp3 miliar pertahun untuk melindungi pusat data.

DARA | Kepala Diskominfo Jabar Ika Mardiah mengatakan, alokasi tersebut diperuntukkan untuk pembaharuan sistem keamanan, firewall, antivirus hingga pelatihan supaya dapat membendung potensi ancaman peretasan.

Proteksi keamanan data, kata Ika, sangat penting dalam menjaga stabilitas pemerintahan.

“Rp3 miliar enggak ada apa-apanya, karena data itu sangat penting. Istilah sekarang, new oil,” ujar Ika, Selasa (2/7/2024).

Sementara mengenai back up data, itu pun lanjut dia merupakan sebuah keharusan. Bukan hanya mengantisipasi dari peretasan, juga ancaman bencana.

“Back up itu wajib. Harus ada. Bukan soal kena hack, tapi juga mitigasi dari kalau terjadi bencana,” ujarnya.

Mengenai ancaman peretasan terhadap pusat data Pemprov Jabar, Ika mengungkapkan upaya tersebut terjadi setiap detik.

“Banyak, dari berbagai negara. Ketahuan dari alamat IP-nya. Ada Rusia, Jepang, Amerika, China, Vietnam, Kamboja, Singapura juga ada,” ujarnya.

Maka dari itu lanjut dia, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan terus dilakukan, guna mencegah terjadinya peretasan.

Antaranya Cyber Security Incident Response Team (CSIRT) yang ada di tiap perangkat daerah, serta kabupaten/kota.

“Tugasnya memantau setiap traffic di pusat data. Apabila ada yang mencurigakan, segera dilakukan penanganan. Mereka diberi pelatihan, termasuk menjadi hacker. Untuk mengenali musuh, harus punya kemampuan musuh juga,” ujarnya.

Sebab itu tidak heran, indeks keamanan informasi Jawa Barat diakuinya selalu tertinggi di Indonesia.

Sebelumnya, Pusat Data Nasional (PDN) mengalami peretasan oleh hacker melalui ransomware. Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya mengalami serangan ransomware pada Kamis 20 Juni 2024 lalu, yang menyebabkan layanan publik seperti imigrasi terganggu.

Hacker yang menggunakan Ransomware Brain Cipher untuk menyerang PDN meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp131,2 miliar. Walaupun pada akhirnya kabarnya mereka memutuskan akan mengembalikan data yang sudah diretas besok secara gratis.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Bey Machmudin : Film Hantu di Sekolah, Ide Kreatif Cegah Pungli Dunia Pendidikan
Sinopsi Film Hantu di Sekolah: Ketika Siswa Berani Membongkar Praktik Pungli
Lepas Atlet TC di Korea Selatan, Bey Ingin Jabar Hattrick Juara PON
Viral di Medsos, Seorang ASN Perempuan Pemprov Jabar Berbuat Asusila, Begini Penjelasan Kepala BKD
Begini Pesan Bupati Bandung kepada Kafilah Festival Anak Sholeh Tingkat Jabar
Pemkab Bandung Gandeng Telkom University Atasi Persoalan Sampah dan Banjir
Kwarcab Pramuka dan BNNK Bandung Barat Teken Kontrak Kerja Sama
digitalMamaID Meluncurkan Screen Score: Platform Digital untuk Mengulas Konten Anak
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 6 Juli 2024 - 19:31 WIB

Bey Machmudin : Film Hantu di Sekolah, Ide Kreatif Cegah Pungli Dunia Pendidikan

Sabtu, 6 Juli 2024 - 18:29 WIB

Sinopsi Film Hantu di Sekolah: Ketika Siswa Berani Membongkar Praktik Pungli

Sabtu, 6 Juli 2024 - 17:45 WIB

Lepas Atlet TC di Korea Selatan, Bey Ingin Jabar Hattrick Juara PON

Sabtu, 6 Juli 2024 - 15:35 WIB

Viral di Medsos, Seorang ASN Perempuan Pemprov Jabar Berbuat Asusila, Begini Penjelasan Kepala BKD

Sabtu, 6 Juli 2024 - 14:43 WIB

Pemkab Bandung Gandeng Telkom University Atasi Persoalan Sampah dan Banjir

Sabtu, 6 Juli 2024 - 11:12 WIB

Kwarcab Pramuka dan BNNK Bandung Barat Teken Kontrak Kerja Sama

Sabtu, 6 Juli 2024 - 10:14 WIB

digitalMamaID Meluncurkan Screen Score: Platform Digital untuk Mengulas Konten Anak

Sabtu, 6 Juli 2024 - 09:57 WIB

Ditemukan Jasad Seorang Ibu Memeluk Anaknya di Sungai Citarum

Berita Terbaru