DARA | Banyak skema yang dapat dilakukan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi krisis pangan. Selama ini Pemprov Jabar pun sudah melakukan terobosan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
Namun itu belum optimal. Maka Sekretaris Komisi II Dewan DPRD Jabar Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mengatakan dalam mengantisipasi adanya krisis global yang terjadi pada saat ini, dimana berdampak hampir di segala aspek pokok kehidupan diperlukan skema yang melibatkan seluruh potensi.
Pertama kata dia, dengan mulai mengupayakan produksi sendiri secara berkesinambungan terhadap produk-produk yang bersumber dari impor. Dia mencontohkan soal gandum dan kedelai. Kedua komoditi ini sangat memungkinkan untuk dibudidayakan di Jawa Barat, karena memiliki geografis yang mendukung.
“Soal pangan, sesuatu yang hari ini menjadi isu global karena tidak hanya bicara masalah kekurangan pangan di berbagai negara, tetapi juga masalah ketersediaan dalam jangka panjang. Imbas dari perang Rusia dan Ukraina, yang menyebabkan jalur distribusi tidak bisa berjalan normal. Bahkan ini diperparah dengan adanya krisis ekonomi,” kata Yunandar.
Menurut dia Jawa Barat selama ini belum dapat menyediakan pangan secara mandiri. Salah satu buktinya adalah kedelai dan jagung yang masih harus didatangkan dari luar.
Maka soal ini disebutkan Yunandar, harus menjadi pemikiran bersama. Untuk beras, lanjutnya, per hari ini tidak ada impor. Tetapi berdasar pola konsumsi yang sangat tinggi di masyarakat terhadap produk berbahan baku dari kedelai dan gandum, maka ini harus jadi perhatian bersama.
” Kami mendorong agar Jabar punya kemandirian pangan tersebut,” katanya.
Bila sudah ada kesepemahaman kata Yunandar, selanjutnya adalah dengan melibatkan masyarakat mulai dari akar rumput. Yakni dengan membangun lumbung pangan di setiap desa, sebagai langkah antisipasi bila krisis seperti saat ini terulang. Keuntungan lainnya kata dia, lahan kritis serta alih fungsi yang dapat mengakibatkan bencana dapat dicegah.
“Bagaimana masyarakat mulai dari tingkat desa memiliki kesiapan terhadap kondisi, apabila nanti seandainya di tahun depan kondisi tidak berubah. Maka kita harus mempersiapkan diri, setiap desa minimal punya lumbung pangan. Punya lahan khusus, diperuntukkan untuk pangan yang bisa kita sebut kawasan pangan berkelanjutan, kepedulian ini harus dimulai dari sekarang,” ujarnya.