BANDUNG – Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa, bersama Salim Group membahas investasi kelapa, di Ruang Rapat Ciremai, Gedung Sate Bandung, Jum’at (1/2/19). Investasi ini, akan sangat menguntungkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan fokus pada komoditas yang secara skala ekonomi memungkinkan mempercepat kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Salah satunya kelapa,” kata dia.
Menurut data Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2017, kelapa yang dibutuhkan perusahaan di Jabar sekitar 300.000 butir/hari. Sementara sentra produksi kelapa terbanyak berada di Kabupaten Pangandaran, Cianjur, Ciamis, dan Kabupaten Tasikmalaya hanya memiliki luas 151.113 Ha dengan jumlah produksi kelapa sekitar 91.618 ton.
Dari data tersebut lahan seluas 150.360 hektar petani perkebunan rakyat sekitar 665.144 KK, 1.058 kelompok tani, dan satu asosiasi petani. “Jadi ini cukup besar dari sisi produktivitas dan kesejahteraan. Maka itu hampir tiga juta penduduk Jawa Barat bisa dihidupi hanya dari kelapa,” ujar Iwa.
Kabupaten Ciamis memiliki luas 32.647 hektar dengan total produksi 98.655.000 kilo gram dan jumlah butiran 29.596.500 buah. Sedangkan Kabupaten Cianjur dari luas 8.084 hektar, total produksinya 20.770.000 kilo gram atau 6.231.000 buah.
Adapun Kabupaten Pangandaran dengan luas 25.575 hektar, total produksi 62.965.000 kilo gram atau 18.889.500 buah. Sementara Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki luas 31.020 Ha, total produksi 138.270.000 kilo gram dengan jumlah 41.481.000 buah.
Mengacu kepada data tersebut, lanjut dia, untuk mengoptimalkan produksi kelapa, kerjasama yang dibangun bersama Salim Group nantinya akan berbentuk pendekatan inti plasma. Hal ini dilakukan agar efisien, sehingga ke depan, pohon kelapa milik warga akan dikelola oleh Salim Group.
“Jadi intinya ada investasi untuk membangun satu kebun yang ada proses produksinya (pabrik), sehingga terjadi kesinambungan pasokan,” katanya, seraya berharap, produksi buah kelapa rakyat itu dapat dibeli dengan harga wajar karena prinsipnya bisa mengurangi kemiskinan.
Produk kelapa bisa berupa butiran, kopra (kelapa yang dikeringkan), deres (disadap sebagai bahan baku gula merah), dan kelapa muda untuk konsumsi. Rencananya hasil produksi itu akan diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa.
Saat ini, Pemprov Jawa Barat dan Salim Group akan berkoordinasi dengan PTPN VIII untuk menentukan lahan. Menurut Iwa, penggunaan lahan PTPN VIII sudah sesuai karena selama ini banyak lahan PTPN VIII yang kurang produktif.***