DARA|CIANJUR — Proses pendistribusian logistik Pemilu 2019 yang carut marut menyebabkan proses pemungutan suara di sejumlah TPS di wilayah itu molor dari jadwal seharusnya.
Seperti yang terjadi di TPS 47 Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat di tempat itu proses pemungutan suara telat hampir dua jam dari jadwal seharusnya. Penyebabnya, berbagai kebutuhan logistik belum diterima Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) setempat hingga, Rabu (17/4/2019) pukul 09.10 WIB.
“Keterlambatannya (logistik) dari KPU kabupaten. Dari semalam (Selasa malam) kita menunggu. Tapi, tidak datang juga. Kita sudah ke gudang di Balerancage, terus oleh petugas KPU disuruh ke kantor kelurahan, masih saja tidak ada,” kata Ketua KPPS 47 RT 02, Suwandi, kepada wartawan.
Suwandi mengungkapkan, logistik yang saat ini diterima tidak sepenuhnya lengkap. Suwandi pun membuat perjanjian hitam di atas putih ke KPU agar jika terjadi permasalahan saat pemungutan suara, tidak lantas menyalahkan KPPS. “Kita buat perjanjian tertulis dengan KPU Kabupaten Cianjur, jika terjadi sesuatu jangan salahkan petugas di KPPS,” ujarnya.
Suwandi sudah berkonsultasi dengan KPU soal keterlambatan itu. Hasilnya, KPU memberikan kelonggaran waktu tambahan selama 1 jam dalam proses pemungutan suara.
“Kata KPU pemungutan suara ditambah waktunya hingga pukul 14.00 WIB. Namun kalau pemilih masih banyak, maka bisa dilanjut asalkan mendaftarkan diri dulu. Lewat jam 14.00 WIB juga enggak apa-apa,” tuturnya.
Suwandi tak mengetahui persis penyebab terjadinya keterlambatan pengiriman logistik dari gudang KPU. Informasi yang diperolehnya, ada sebagian logistik baru diterima tadi pagi sekitar pukul 05.00 WIB.
“Ini juga kotak suara tak disegel. Untuk kekurangan logistik lainnya kami akan ngambil dari TPS terdekat,” katanya.
Selain di TPS 47, lanjut Suwandi, keterlambatan penerimaan logistik juga terjadi di TPS 46 dan 48 di RW yang sama. Di TPS 47 terdapat 228 hak pilih.
“Dari informasi, TPS-TPS di Kelurahan Sayang banyak yang telat,” ujarnya.
KPPS juga sempat berinisiatif membuat bilik suara dari dus bekas mesin cuci. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi.
Terlambatnya pengiriman logistik juga mengakibatkan banyak warga kecewa. Mereka harus menunggu cukup lama karena belum dibukanya pendaftaran di TPS.
“Saya sudah bolak-balik tiga kali hingga pukul 09.00 WIB lebih belum juga dibuka,” kata pemilih di TPS 47, Sidik Permana (31).
Di sisi lain, Sidik mengejar waktu untuk pergi bekerja. Ia diberikan kelonggaran waktu masuk kerja pada pukul 11.00 WIB dari atasannya.
“Kalau sampai jam 11.00 WIB belum juga dibuka, ya mungkin saya tidak bisa mencoblos karena harus masuk kerja,” katanya.***
Wartawan: Purwanda
Editor: Ayi Kusmawan