DARA | CIANJUR — Ribuan pencari kerja masih memadati pelaksanaan hari kedua Jobfair yang digelar Pemkab Cianjur, Jawa Barat di Lapangan Prawatasari, Joglo, Cianjur, Rabu (26/6/2029).
Dalam pelaksanaan jobfair itu, para pencari kerja asal Cianjur harus bersaing dengan pendatang dari luar kota untuk mendapatkan pekerjaan. Pendatang yang banyak datang ke wilayah Cianjur, menjadi salah satu tantangan bagi pekerja asli daerah untuk mendapatkan pekerjaan.
Walaupun tidak bertambah dalam jumlah signifikan, tapi pendatang dari kota-kota terdekat dinilai cukup menjadi pesaing angkatan kerja lokal.
Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaksertrans) Kabupaten Cianjur, Heri Suparjo mengatakan, pada penyelenggaraan jobfair untuk 3500 lowongan kerja dari 30 perusahaan, pendatang juga diketahui ikut berpartisipasi.
”Tak hanya pencari kerja lokal, kaum urban juga ambil bagian, mereka sama-sama cari kesempatan. Berbekal kartu kuning dari daerahnya sendiri, mereka mencari pekerjaan di sini. Dan jelas kami tidak bisa menghalangi orang untuk mencari kesempatan bekerja,” kata Heri, kepada wartawan, Rabu (26/6/2019).
Heri mengungkapkan, pendatang biasanya berasal dari daerah terdekat, seperti Sukabumi ataupun Bandung. Hal itu, diharapkan tidak mempengaruhi pencari kerja lain yang berasal dari Cianjur. Selain karena jumlah yang tidak signifikan, Heri pun tetap mengupayakan agar angkatan kerja Cianjur lebih diutamakan.
Heri menjelaskan, pada penyelenggaraan jobfair pertama di 2019 itu, dinas telah meminta kepada perusahaan yang berpartisipasi agar mengutamakan kesempatan kerja kepada warga asli Cianjur.
”Kami mengharapkan ada kearifan dari perusahaan, untuk mengutamakan warga Cianjur. Selama para pencari kerja itu memenuhi kriteria,” ucapnya.
Akan tetapi, sebagai penyelenggara, Heri tetap optimis jika sekitar 27 ribu pencari atau angkatan kerja Cianjur dapat segera memperoleh pekerjaan. Salah satunya melalui jobfair dengan lowongan beragam dari perusahaan garmen, retail, hingga perbankan.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini dari sudah 75 ribu dari 100 ribu pencari kerja yang terserap dalam sektor formal maupun informal. Setidaknya, dengan menyediakan 3500 lowongan melalui jobfair, jumla puluhan ribu tersebut bisa berkurang.
”Pada dasarnya, kami hanya memfasilitasi pencari kerja. Supaya semua bisa bekerja, dan ini juga jadi salah satu upaya agar tidak banyak angkatan kerja yang berpikir untuk menjadi pekerja migran,” ujarnya.
Heri mengungkapkan, karena terbatasnya kuota pada jobfair pertama, diperkirakan pada triwulan ketiga akan kembali menyelenggarakan kegiatan serupa. Ia juga akan mengumpulkan lebih banyak lagi perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, hingga saat ini salah satu pabrik garmen terbesar Cianjur menjadi penyedia kuota terbesar di jobfair tersebut, yakni dengan 1000 lowongan kerja. Tidak heran, jika akhirnya pencari kerja pun langsung memadati stan pabrik tersebut.
Menurut Human Resources Departement (HRD) pabrik garmen tersebut, Among, kuota tersebut sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja saat ini. ”Dibutuhkan untuk mengisi posisi produksi, dengan kualifikasi pendidikan minimal SMP,” ujar Among.
Among mengungkapkan, setidaknya akan ada 5000 pelamar yang memasukkan lamaran kerja untuk mengisi 1000 posisi tersebut. Dijelaskan, jika 1000 orang pegawai hanya akan dijaring dari jobfair tersebut.
Hal itu disebabkan, pabrik tersebut tidak akan membuka rekruitmen mandiri tahun ini. ”Bisa dikatakan, jobfair sekaligus membantah anggapan kalau perusahaan kami suka melakukan rekruitmen tertutup. Karena kami tidak akan membuka dulu rekruitmen setelah ini,” tandasnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan