DARA | BANDUNG – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar pada September 2018 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di daerah ini mengalami penurunan yaitu sekitar 76,4 ribu jiwa dari 3615,79 ribu jiwa (7,45 persen) pada Maret 2018 menjadi 3539,40 ribu jiwa (7,25 persen). Garis kemiskinan (GK) naik
“Penduduk miskin berkurang, di sisi lain garis kemiskinan naik. Artinya ada hal positif terkait pengurangan ini,” kata Kepala BPS Jawa Barat, Dody Herlando, di kantornya, Selasa (15/1).
Disebutkan, GK Jaabar mengalami peningkatan sebesar 0,98 persen dari Rp367.755 per kapita per bulan menjadi Rp 371.376 per kapita per bulan.
Peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peran komoditas bukan makanan. Secara total, peranan komoditas makanan terhadap GK adalah sebesar 72,45 persen. Angka ini turun jika dibandingkan keadaan Maret 2018 sebesar 72,48 persen.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) sama-sama menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) turun dari 1,317 menjadi 1,134 atau turun sebesar 0,183 poin. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,335 menjadi 0,265 atau turun sebesar 0,07 poin.
Sementara terkait ketimpangan antara si miskin dan Sonata di Jabar terbayar masih lebih tinggi dibandingkan nasional, meskipun terjadi penurunan ketimpangan atau gini rasio. Nilai Gini Ratio mengalami penurunan yakni dari 0,407 menjadi 0,405.
Jika dilihat berdasarkan wilayah, nilai Gini Ratio di perkotaan mengalami penurunan menjadi 0,413 dari 0,418 pada periode sebelumnya dan daerah perdesaan juga mengalami penurunan dari 0,322 menjadi 0,315.***