DARA | KARAWANG – Jumlah penduduk miskin di Karawang, Jawa Barat, menurun signifikan. Tahun 2017 mencapai 236,84 ribu, turun 8.06 persen atau tinggal 187,96 ribu di tahun 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Karawang, Slamet Waluyo mengatakan, ada tiga faktor penyebab turunnya angka kemiskinan di Karawang, yaitu bantuan program pemerintah tepat sasaran, pengendalian inflasi dan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP).
Program bantuan pemerintah itu, lanjut Waluyo, diantaranya program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non tunai (BPNT), beras sejahtera (Rastra), dana desa, kartu Indonesia sehat (KIS) dan kartu Indonesia pintar (KIP).
Faktor kedua keberhasilan pemerintah daerah dalam menjaga inflasi. “Inflasi selama tahun 2017 sebesar 3,49 poin dan 2018 sebesar 3,59 poin,” ujarnya.
Stabilitasnya inflasi membuat penambahan pendapatan masyarakat jadi berarti, kuncinya adalah penanggulangan inflasi terutama pada komoditas yang berkontribusi paling besar pada pengeluaran keluarga miskin.
“Beberapa komoditas penyumbang kemiskinan ini adalah beras, rokok kretek filter, serta telur ayam ras, daging ayam, mi instan dan gula pasir. Lalu komoditi bukan makanan yang ikut memberi sumbangan terbesar untuk kemiskinan, baik di perkotaan dan perdesaan, adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, hingga perlengkapan mandi,” ujarnya.
Faktor ketiga, nilai tukar petani (NTP) tahun 2018 yang terbilang tinggi, yakni 102,02 poin atau di atas 100 poin. Akibat harga jual panen petani meningkat, selain padi juga horti peternakan, perikanan, hortikultura.
Sisi lain, kata Waluyo garis kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 6,21 persen dari Rp408.579 perkapita perbulan tahun 2017 menjadi Rp433.972 perkapita perbulan di tahun 2018. Artinya warga yang dikategorikan miskin mengalami peningkatan sebesar Rp25.393.***
Editor: denkur