DARA | JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berencana untuk memanggil Facebook terkait video penembakan masjid di selandia Baru yang tersiar secara langsung.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu mengatakan Facebook seharusnya memiliki tim yang berdedikasi untuk mengawasi konten yang disiarkan langsung.
“Yang selama ini kami minta itu self filtering dan self blocking. Kami diharapkan dia punya banyak tenaga yang harus memantau fitur siaran langsung,” ujar pria yang kerap disapa Nando ini di Kantor Indosat Ooredoo, Jakarta Pusat, Senin (18/3).
Kendati demikian, Nando belum memastikan kapan pertemuan antara Kominfo dan Facebook akan dilakukan.
Berkaca pada kasus Bigo Live, Nando mengatakan Bigo Live memiliki 20 orang pegawai di Indonesia yang melakukan pengawasan langsung ke konten-konten yang diunggah ke live streaming.
Apabila konten tersebut melanggar aturan, maka konten tersebut bisa dengan cepat dihapus dari siaran langsung. Pemblokiran cepat ini tidak dilakukan oleh Facebook ke video penembakan.
Video berdurasi 17 menit ini bahkan masih dibagikan ulang dan disebarkan ke berbagai platform media sosial selain Facebook seperti, Instagram, Twitter, YouTube.
“Bigo Live itu kami cek dan benar 20 orang pegawai di Indonesia yang mengecek langsung kontennya. Mereka benar-benar terlibat di dalam proses pengawasan live streaming. Hal yang sama kita lakukan ke Facebook. tapi baru direncanakan pemanggilan begitu,” ujar Nando.
Sebelumnya Kemkominfo melalui mesin penyaringan AIS sudah menyaring 2856 video penembakan dua Masjid di Selandia Baru hingga pukul 08.00 WIB, Senin (18/3).***
Editor: denkur
Berita ini ditayangkan CNN, Senin, (18/3/2019)