Sudah dua tahun Kabupaten Bandung masih bertenggger pada tingkat pratama dalam pengelolaan Kabupaten Layak (KLA). Kurang apa?
DARA | BANDUNG – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bandung Jawa Barat, H. Mohammad Haerun, menyebutkan, daerah ini dalam dua tahun ini belum beranjak dari tingkat Pratama pengelolaan Kabupaten Layak Anak (KLA).
Untuk naik ke tingkat utama, kata Haerun harus ada keterlibatan semua unsur masyarakat dan organisasi perangkat daerah (OPD). Ia berharap, dengan kolaborasi semua pihak, ke depan tingkat utama KLA dapat diraih.
“Saya kira, kabupaten dan kota di Jawa Barat belum ada yang mendapatkan tingkat utama KLA. Baru Kota Solo yang mendapatkan tingkat utama,” kata Haerun di Soreang, Kamis (26/9/2019).
Ada lima tingkatan penghargaan sebelum kabupaten/kota dinyatakan KLA, yakni pratama, madya, nindya, utama, dan yang paling tinggi adalah KLA.
Peran perusahaan, menurut Haerun, selain menyokong dengan finansial juga tidak mempekerjakan anak. Peran sekolah, lanjutnya pula tak cukup hanya dengan menyediakan jajanan sehat dan aman, melainkan juga ditunjang oleh lingkungan yang aman.
Jika jajanan sehat dan aman, tapi lingkungan belum, misalkan saja ada pagar berduri, kondisi ini bisa menggugurkan penilaian. “Memang sulit. Tapi harus terus diupayakan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kriteria KLA menurut peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI nomor 13 Tahun 2011 yakni indikator KLA, setidaknya ada delapan indikatilor, di antaranya, adanya peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk pemenuhan hak anak dan persentase anggaran untuk pemenuhan hak- anak, termasuk anggaran untuk penguatan kelembagaan.***
Wartawan: Sopandi l Editor: Ayi Kusmawan